Jokowi Meminta Perguruan Tinggi Memperkuat Posisinya Sebagai 'Edutech Institution'
UNPI-CIANJUR.AC.ID - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta perguruan tinggi memperkuat posisinya sebagai 'edutech institution'. Jokowi ingin lembaga pendidikan tinggi memperkenalkan teknologi digital kepada para mahasiswa.
Hal tersebut disampaikan Jokowi dalam acara Konvensi Kampus XVII dan Temu Tahunan XXIII Forum Rektor Indonesia 2021 yang digelar secara virtual, Selasa (27/7).
"Lembaga pendidikan tinggi mau tidak mau harus memperkuat posisinya sebagai edutech institution. Teknologi paling dasar adalah pembelajaran memanfaatkan teknologi digital, digital learning," kata Jokowi.
Jokowi mengatakan kampus juga harus bisa memfasilitasi mahasiswa belajar kepada siapapun, di manapun, dan tentang apapun. Menurutnya, pembelajaran dari para praktisi termasuk pelaku industri sangat penting.
Ia mendorong perubahan kurikulum dengan memberikan bobot SKS yang jauh lebih besar agar mahasiswa belajar dari para praktisi dan pelaku industri teknologi masa depan.
"Pengajar dan mentor dari pelaku industri magang mahasiswa ke dunia industri dan bahkan industri sebagai tenant di dalam kampus harus ditambah, termasuk organisasi praktisi lainnya juga harus diajak berkolaborasi," ujarnya.
Lebih lanjut, Jokowi mengatakan lembaga pendidikan tinggi perlu bekerja untuk kemanusiaan dan kemajuan bangsa. Kemudian memecahkan masalah-masalah sosial dengan ilmu pengetahuan, teknologi, serta inovasi.
Di sisi lain, perspektif kewirausahaan juga sangat penting ditanamkan agar perguruan tinggi bisa melakukan upaya secara berkelanjutan. Selain memperkokoh karakter kebangsaan berdasarkan Pancasila, kata Jokowi, para mahasiswa harus dididik dalam ekosistem tersebut.
"Yaitu ekosistem yang mendorong sosio tekno, sociopreneur, memecahkan masalah sosial dengan memanfaatkan teknologi secara inovatif dan berkewirausahaan," ujarnya.
Dalam kesempatan itu Jokowi mengatakan perguruan tinggi perlu memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk mengembangkan talenta. Menurutnya, mahasiswa di jurusan yang sama tidak berarti harus belajar tentang hal yang sepenuhnya sama.
Jokowi percaya setiap mahasiswa mempunyai talentanya masing-masing. Menurutnya, talenta tersebut yang harus digali, difasilitasi dan dikembangkan.
"Itulah esensi dari program Kampus Merdeka dan Merdeka Belajar," ujarnya.
Jokowi juga bicara mengenai hybrid knowledge dan hybrid skill. Mantan wali kota Solo tersebut mengatakan segala jenis profesi pada masa depan membutuhkan dua hal tersebut.
"Apapun jenis profesi masa depan semuanya membutuhkan hybrid knowledge dan hybrid skill. Jangan memagari disiplin ilmu terlalu kaku. Korbannya bukan hanya para alumni yang gagap menyongsong masa depan, tetapi juga perguruan tinggi tidak mampu membangun relevansi dalam dunia yang sedang terdisrupsi," katanya.