unpi/antaranews.com • Selasa, 16 Februari 2021 18:00 Wib
Sumber Foto : vvu.edu.gh
UNPI-CIANJUR.AC.ID - Kemendikbud mendorong Program D3 di Perguruan Tinggi Vokasi (PTV) ditingkatkan menjadi D4. Pembentukan Program D4 tersebut dilakukan bersama dengan industri, UMKM maupun pemda.
Tujuannya menurut Wikan Sakarinto, Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud untuk mengenalkan Program D4 ke Industri. Ia mengakui masih banyak industri yang belum mengenal Program D4.
Lebih lanjut Wikan menjelaskan bahwa "Program Diploma Empat (D4) atau Sarjana Terapan setara dengan Program Sarjana yang juga diselesaikan dalam waktu empat tahun. Perbedaannya terletak, kalau D4 lebih banyak praktik sementara S1 lebih banyak teori."
Program D4 juga lebih banyak mempelajari kemampuan nonteknis atau softskill dibandingkan kemampuan teknis atau hardskill. Untuk itu, dia meminta perguruan tinggi dalam penyusunan kurikulumnya tidak menitikberatkan pada hardskill.
Wikan menambahkan bahwa pendidikan vokasi erat dikaitkan dengan pendidikan yang melahirkan para "tukang."
"Tukang" yang dimaksud di sini adalah tukang yang memiliki kemampuan tinggi. Yaitu mereka yang nantinya akan menjadi inovator, "creator", menjadi manajer lapangan dan lainnnya.
Oleh karena itu, lanjut Wikan, juga diperlukan pembelajaran kemampuan nonteknis di kampus seperti kemampuan komunikasi, karena lulusan D4 merupakan calon pemimpin di masa depan. Ditjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud ini pun akan fokus pada SMK-D2 fast track, D4, Program Magister Terapan, dan Doktor Terapan.
Menyiapkan sarjana di bidang manajemen yang mampu mengelola perusahaan dalam proses pemasaran, sumber daya manusia serta mampu menyelesaikan masalah perusahaan.
Menyiapkan sarjana dalam bidang teknik yang mampu menguasai dan menyelesaikan masalah dengan komputer dan berperan sebagai pembuat perangkat lunak komputer
Menyiapkan sarjana yang mampu mencari, mengolah, menulis dan menyampaikan berita secara efektif melalui media massa yang sesuai dengan kode etik jurnalistik
Menyiapkan Sarjana dalam bidang Sastra Inggris yang mampu mengembangkan lembaga kerja yang menggunakan komunikasi lisan dan tulisan dalam Bahasa Inggris