20 Juta Nama Warga RI Belum Sinkron dengan Nomor Induk Kependudukan
unpi/suara.com • Selasa, 23 Juni 2020 14:50 Wib
Sumber Foto : kemenkopmk.go.id
UNPI-CIANJUR.AC.ID - Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menuturkan masa pandemi Covid-19 menjadi momentum untuk memperbaiki Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).
Sebab masih banyak nomor induk kependudukan yang masih belum sinkron.
Muhadjir dalam jumpa pers secara virtual, mengatakan, "Selama pandemi covid ini, kita harapkan menjadi momentum perbaiki DTKS, di mana masih banyak nomor induk kependudukan yang masih belum sinkron."
Bahkan sebanyak 20 juta nama penduduk Indonesia yang belum sinkron dengan Nomor Induk Kependudukan (NIK), jelasnya, dilansir Suara.com.
Nantinya data tersebut akan dijadikan sasaran penyempurnaan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) untuk penyelaluran bansos.
Ia menambahkan, "Masih ada 20 juta nama yang belum singkron dengan nomor induk kepegawaian yang nanti akan dijadikan sasaran penyempurnaan DTKS."
Tak hanya itu, pemerintah kata Muhadjir juga akan merapihkan data dalam DTKS yang berstatus inclussion error dan exclussion error, yakni orang miskin yang belum masuk akan dimasukkan dalam DTKS.
"Tetapi juga ada yang sebetulnya tidak miskin tetapi selama ini menerima DTKS, akibat perubahan status sosialnya mungkin, nanti akan kami keluarkan," katanya.
Menyiapkan sarjana di bidang manajemen yang mampu mengelola perusahaan dalam proses pemasaran, sumber daya manusia serta mampu menyelesaikan masalah perusahaan.
Menyiapkan sarjana dalam bidang teknik yang mampu menguasai dan menyelesaikan masalah dengan komputer dan berperan sebagai pembuat perangkat lunak komputer
Menyiapkan sarjana yang mampu mencari, mengolah, menulis dan menyampaikan berita secara efektif melalui media massa yang sesuai dengan kode etik jurnalistik
Menyiapkan Sarjana dalam bidang Sastra Inggris yang mampu mengembangkan lembaga kerja yang menggunakan komunikasi lisan dan tulisan dalam Bahasa Inggris