Puasa Mampu Meredakan Stres
unpi/medcom.id • Rabu, 29 April 2020 12:12 Wib
Sumber Foto : bath.ac.uk
UNPI-CIANJUR.AC.ID - Puasa memberikan sejumlah manfaat bagi kesehatan, baik fisik dan mental. Salah satunya dapat membantu meredakan stres.
"Banyak hal yang bisa membantu dalam menekan stres, termasuk menjalankan puasa," sebut Psikiater sekaligus Ketua Program Studi Pendidikan Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa FKKMK Universitas Gadjah Mada (UGM) dr. Ronny Tri Wirasto, Sp.KJ., dalam keteranagn tertulis, Rabu, 29 April 2020.
Ronny menjelaskan, puasa berpengaruh secara langsung dalam meredakan stres. Sebab, saat berpuasa orang cenderung melakukan pengaturan makan dengan lebih baik.
Asupan makanan yang diatur turut memengaruhi cara berpikir menjadi lebih teratur. Beberapa studi menunjukkan, mengurangi kadar makan, termasuk karbohidrat, lemak, dan lainnya dalam jumlah tertentu selama beberapa minggu akan meningkatkan kemampuan dalam berpikir.
Ronny mengatakan, cara orang mengenali stres adalah dengan kemampuan berpikir. Dengan kemampuan berpikir yang baik maka emosi lebih terkendali dan menekan stres. "Yang mengontrol emosi itu kan salah satunya kemampuan berpikir," sebutnya, dilansir Medcom.id.
Dengan menjaga makan melalui berpuasa juga akan menjaga hormon kortisol yang berkaitan dengan respons tubuh saat stres. Puasa mampu menstabilkan hormon kortisol yang dihasilkan kelenjar adrenal.
Hal ini berarti bisa menekan tingkat stres. Dia menjelaskan, produksi hormon berhubungan dengan asupan protein. Saat asupan diatur maka hormon juga lebih teratur.
"Jadi, yang tadinya hormonnya dinamis, naik-turun, bisa lebih ditekan yang secara tidak langsung menjadi lebih tenang," paparnya.
Ronny menyampaikan, hormon kortisol yang meningkat tidak sesuai dengan kebutuhan menjadikan ambang seseorang jadi lebih rendah, sehingga mudah terpapar atau irritable seperti mudah marah. Produksi hormon kortisol berlebih juga tidak baik bagi tubuh.
Pasalnya, hormon ini dapat menekan sistem kekebalan tubuh. “Saat stres hormon Corticotropin Releasing Factor (CFR) akan teraktivasi secara berlebih yang memengaruhi makrofag sehingga menurunkan imunitas,” tuturnya.