UNPI-CIANJUR.AC.ID - Plt. Dirjen Dikti Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Nizam menyebut, pengembangan belajar daring sebenarnya bukan hal baru bagi Indonesia. Ia mengatakan bahwa sejarah belajar daring sudah dimulai sekitar tahun 1980 di Tanah Air.
Pengembangan pada masa itu berlandaskan keinginan Indonesia dalam pengembangan teknologi informasi. "Pembelajaran daring di Indonesia sudah dimulai sejak akhir tahun 1980-an dan berkembang cukup pesat lagi di tahun 2000-an," kata Nizam.
Pengembangan dilakukan melalui Indonesia Global Development Learning Network dan Indonesia Higher Education and Research Network (INHERENT). Pada saat itu setidaknya 300 Perguruan Tinggi terlibar di dalam INHERENT.
"Perguruan tinggi yang tergabung dalam INHERENT dapat berbagi model-model pembelajaran daring yang bisa diikuti oleh seluruh mahasiswa di Indonesia," jelas Nizam, dilansir Medcom.id.
Berbagi perkuliahan ini akhirnya terus dikembangkan. Hingga akhirnya ide tersebut juga diadopsi dalam Merdeka Belajar.
"Mahasiswa juga bisa kuliah di univeritas lain dan masuk dalam prodi di luar jurusannya," lanjut Nizam.
Pembelajaran daring yang sudah didorong sejak tahun 1980 ini akhirnya kembali menemukan momentumnya saat ini. Pandemi virus korona (covid-19) telah memaksa seluruh pihak melakukan kegiatan belajar di perguruan tinggi dengan memanfaatkan internet dalam perkuliahan daring.
"Kampus dipaksa untuk bertransformasi digital dengan sangat cepat dalam waktu yang pendek untuk proses pembelajaran," ujarnya.
Hal ini menurutnya patut disyukuri. Terutama saat universitas dapat mengembangkan metode pembelajaran daringnya masing-masing.
"Ini tidak mengurangi makna dan mengurangi proses pembelajaran, karena mahasiswa secara tidak langsung lebih mandiri di dalam belajar, dan interaksi dengan dosen tetap bisa terjadi menggunakan media sosial dan media komunikasi lain," tutur Nizam.
Menyiapkan sarjana di bidang manajemen yang mampu mengelola perusahaan dalam proses pemasaran, sumber daya manusia serta mampu menyelesaikan masalah perusahaan.
Menyiapkan sarjana dalam bidang teknik yang mampu menguasai dan menyelesaikan masalah dengan komputer dan berperan sebagai pembuat perangkat lunak komputer
Menyiapkan sarjana yang mampu mencari, mengolah, menulis dan menyampaikan berita secara efektif melalui media massa yang sesuai dengan kode etik jurnalistik
Menyiapkan Sarjana dalam bidang Sastra Inggris yang mampu mengembangkan lembaga kerja yang menggunakan komunikasi lisan dan tulisan dalam Bahasa Inggris