Nanoteknologi untuk Atasi Covid-19 Potensial Dikembangkan Diaspora
unpi/medcom.id • Kamis, 16 April 2020 11:00 Wib
Sumber Foto : YouTube
UNPI-CIANJUR.AC.ID - Program Skema Kolaborasi Riset-Inovasi Diaspora Indonesia yang diluncurkan beberapa waktu lalu diharapkan mampu menghasilkan penelitian, inovasi, dan invensi baru yang selama ini belum ada di Indonesia. Sehingga hasil dari program tersebut dapat membantu pemerintah dalam mengatasi wabah pandemi virus korona (covid-19).
Ketua Konsorsium Riset Inovasi Covid-19, Ali Ghufron Muktimenyebut, salah satu penelitian yang belum banyak berkembang di Indonesia adalah optimalisasi penerapan nanoteknologi untuk membantu pemerintah atasi covid-19. Selain itu juga telemedicine atau pemakaian telekomunikasi untuk memberikan informasi dan pelayanan medis jarak jauh.
"Penelitian yang belum banyak terekspos, contoh nanoteknologi bisa kita kembangkan untuk deteksi atau diagnosis treatment, juga telemedicine sudah dibahas tapi belum terlalu banyak, kami harapkan bisa dikembangkan oleh para ilmuwan diaspora, karena di dalam negeri belum mampu," terang Ghufron dalam diskusi daring dengan topik 'Covid-19 Diaspora, IYSF Discussion with Prof. Ali Ghufron Mukti', Rabu, 15 April 2020.
Untuk penelitian dalam negeri yang berkaitan dengan covid-19 ini, kata Ghufron, sudah ada sekitar 130 proposal yang masuk. Karena itu harapannya program yang menggandeng ilmuwan diaspora ini bisa mengisi bagian dari riset-riset yang belum diajukan oleh peneliti dalam negeri, seperti dilansir Medcom.id.
Sejumlah penelitian tersebut belum terjamah peneliti dalam negeri, salah satunya disebabkan keterbatasan sumber daya dan infrastruktur seperti laboratorium misalnya. Ia pun menjelaskan, program ini diharapkan bisa membawa ilmuwan Indonesia mendunia bersama dengan para diaspora.
Sehingga bisa tercipta atmosfer akademik yang sehat untuk riset di dalam negeri. "Bisa membangun atmosfer akademik, jaringan lebih bagus untuk bisa maju ke tingkat global dan bisa menyelesaikan masalah lokal Indonesia, kalau bisa di tingkat global," ujar Plt. Staf Ahli Bidang Infrastruktur Kementerian Riset Inovasi dan Teknologi/Badan Riset Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN) ini.
Sebelumnya diberitakan, Kementerian Riset Teknologi (Kemenristek) meluncurkan program Skema Kolaborasi Riset-Inovasi Diaspora Indonesia. Program ini berupa program pendanaan penelitian bagi ilmuwan diaspora, utamanya yang melakukan penelitian tentang penanganan pandemik virus korona (covid-19) di Tanah Air.
Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset Inovasi Nasional (Menristek/BRIN) Bambang Brodjonegoro mengatakan, kolaborasi penelitian tersebut diharapkan dapat memberikan kontribusi ilmiah yang signifikan bagi kemajuan ilmu pengetahuan. Tidak hanya itu, penelitian tersebut juga diharapkan dapat membantu pemerintah dalam memecahkan permasalahan wabah covid-19 di Indonesia.
"Peran peneliti salah satunya memberikan kontribusi dan solusi terhadap permasalahan nasional, terutama saat ini pada masalah penanganan pandemi covid-19 di Indonesia," kata Bambang dalam konferensi video di Jakarta.
Setiap proposal dalam program ini akan mendapat suntikan dana Rp2 Miliar per tahun dengan durasi tiga tahun. Dana riset ini berasal dari pendanaan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), serta dikelola Dana Ilmu Pengetahuan Indonesia (DIPI) yang bekerja sama dengan Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Kemenristek/BRIN.