Mudik Berpotensi Ubah Masa Puncak Wabah
unpi/medcom.id • Rabu, 01 April 2020 13:23 Wib
Sumber Foto : tempo.co
UNPI-CIANJUR.AC.ID - Pergerakan mudik sebagian warga Jakarta berpotensi menimbulkan pola penyebaran baru virus korona atau coronavirus disease (covid-19). Bahkan, mudiknya warga Jakarta diprediksi akan memunculkan kasus baru di daerah.
"Gerakan mudik penduduk Jakarta mempengaruhi pola penyebaran covid-19, sehingga akan memunculkan kasus-kasus baru dan mengubah masa puncak wabah," kata Pakar Virus Universitas Brawijaya (UB), Andrew William Tulle,dikutip dari laman UB, Selasa, 31 Maret 2020.
Andrew menyebut, potensi meluasnya pandemi karena korona ditransmisikan secara efektif antarmanusia. Sehingga jumlah penderita bisa terus bertambah.
Menurutnya, upaya yang dapat dilakukan adalah menghambat penyebaran dengan mengurangi kemungkinan transmisi virus antarmanusia. Pergerakan manusia harus dibatasi, hingga seluruh penderita sembuh dan terbebas dari virus.
"Jika upaya pencegahan transmisi dapat dimaksimalkan, kemungkinan perkiraan puncak wabah juga akan bergeser dan wabah virus ini bisa segera berakhir," jelasnya, dilansir Medcom.id.
Andrew berharap, dengan mengurangi transmisi dan seiring berjalannya waktu, virus korona akan mengalami mutasi dan menjadi lebih lemah. Seperti saat adanya wabah virus SARS pada 2002 hingga 2003.
Andrew mengimbau masyarakat tetap mengikuti aturan pemerintah agar covid-19 tidak terus menyebar. Sebab virus ini, menurut penelitian National Institute of Health (NIH), Amerika Serikat, dinilai mampu bertahan lama pada permukaan benda mati.
"Virus masih terdeteksi pada besi dan plastik hingga 72 jam, tetapi jumlahnya sudah turun hingga sepertiganya. Namun penelitian tersebut hanya menguji stabilitas virus, tetapi belum diketahui apakah virus tesebut masih infeksius atau tidak," katanya.
Selanjutnya, dia meminta masyarakat untuk tenang. Masyarakat diminta tidak ambil pusing dengan broadcast-broadcast yang kurang tepat, juga hoaks di media sosial yang hanya membuat masyarakat semakin khawatir.
"Mungkin media bisa membantu dalam 'perang' melawan covid-19 ini dengan menyebarkan berita-berita positif, sehingga dapat membantu menenangkan masyarakat," tukasnya.