UNPI • UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA
Kapan Indonesia Terbebas dari Korupsi?
unpi/suara.com • Kamis, 12 Maret 2020 09:05 Wib
Kapan Indonesia Terbebas dari Korupsi?
Sumber Foto : corruptionwacth.org.za
UNPI-CIANJUR.AC.ID - Pendidikan pada dasarnya mampu mengantisipasi adanya motif-motif perbuatan yang merugikan, baik orang lain bahkan negara sekalipun. Salah satu perbuatan merugikan yang masih hinggap di Indonesia saat ini adalah korupsi.

Di negara yang disebut-sebut berstatus negara maju seperti Indonesia pun, rupanya korupsi masih berumur panjang. Belum efektif dan efisiennya penyelenggaran pelayanan publik dan pemerintahan disinyalir tetap menyingkap celah-celah koruptor melancatkan aksinya.

Padahal, dalam benak kita, negara maju itu memiliki sebuah sistem pemerintahan yang canggih dilengkapi rantai birokrasi yang mudah, sederhana, aman, dan pastinya terlindungi dari upaya koruptif.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat fakta miris yang malah bertolakbelakang dengan benak kita. Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) Indonesia tahun 2019 sebesar 3,70 pada skala 0 sampai 5.

Artinya, tingkat permisif (toleransi) masyarakat terhadap korupsi masih tinggi, jauh di bawah target RPJMN 2019 yang sebesar 4 poin.

Informasi menarik akan kita dapatkan jika ditinjau menurut pendidikan dan umur. Tercatat, masyarakat pada umur 40-59 tahun adalah kelompok yang paling anti korupsi dibanding kelompok umur lainnya, yakni 3,73. Untuk IPAK masyarakat umur 40 tahun ke bawah adalah sebesar 3,66. Sedangkan umur 60 tahun atau lebih sebesar 3,66.

Berdasarkan pendidikan terakhir, IPAK masyarakat berpendidikan terakhir SMP ke bawah adalah sebesar 3,57, dan yang berpendidikan SMA (sederajat) sebesar 3,94. Sedangkan untuk SMA ke atas mencapai 4,05. Bisa disimpulkan bahwa semakin tinggi pendidikan, masyarakat cenderung semakin anti korupsi (toleransi terhadap korupsi kecil).

Dengan menyandingkan antara IPAK menurut pendidikan dan umur, dapat diprediksi kapan Indonesia memiliki peluang bebas dari korupsi.

Data menunjukkan, masyarakat yang pada umumnya memiliki pendidikan setingkat SMP ke bawah dan rata-rata berumur 60 tahun ke atas, IPAK-nya sebesar 3 poin, IPAK kedua aspek hanya terpaut 0,09 poin, seperti dilansir Suara.com.

Adapun untuk yang berpendidikan SMA sederajat dengan umur kisaran 40-59 tahun, IPAK-nya sedikit lebih tinggi dibanding yang berumur 60 tahun ke atas. Sedangkan untuk masyarakat yang berumur 40 tahun ke bawah atau berpendidikan setingkat SMA ke atas (tahun 2019) memiliki IPAK tertinggi dan kedua aspek terpaut hingga 0,39 poin.

Berdasarkan fakta tersebut, peluang Indonesia bakal relatif terbebas dari korupsi sekitar 10 tahun ke depan (atau tahun 2029 diukur dari 2019) dengan asumsi IPAK untuk umur 40 tahun ke bawah terus meningkat setiap tahun dan memberi akumulasi dampak saat memasuki kohort (angkatan) umur berikutnya.

Sebab, masyarakat yang pada tahun 2019 berumur 40 tahun telah menempati kohort umur 40-59 tahun. Di mana, pada rentang umur ini ditengarai seseorang telah cukup relevan menempati pos-pos birokrasi dan pemerintahan, bahkan mengisi posisi-posisi strategis kepemimpinan baik pemerintahan maupun non-pemerintahan.

Kecenderungan serupa ternyata juga terjadi antara IPAK tahun 2017 ke 2018. Besarnya angka IPAK untuk masyarakat berpendidikan terakhir SMA tahun 2018 merupakan dampak dari kohort masyarakat yang sebelumnya berumur 40 tahun ke bawah. Pola yang relatif sama juga terjadi bila kita runut datanya ke belakang sejak IPAK pertama kali dirilis (2012).

Fakta lain dari angka IPAK selama tujuh tahun terakhir juga memperlihatkan bahwa ketika masyarakat berumur 40 tahun ke bawah dengan pendidikan terakhir SMA ke atas, ternyata memiliki tingkat permisif (toleransi) terhadap korupsi semakin menurun ketika telah masuk pada kohort umur 40-59 tahun.

Artinya, ada kecenderungan masyarakat yang sebelumnya sangat anti korupsi akan kembali tidak anti korupsi, atau anti korupsinya menurun seiring bertambahnya umur.

Menyoal tentang korupsi, tentu tergantung pribadi masing-masing. Tapi, upaya pembenahan seluruh segmen kehidupan berbangsa dan bernegara harus tetap dilanjutkan mengingat korupsi seolah "penyakit" yang kerap kambuh apabila lalai ditengani.

Peranan pendidikan sebagai pemutus mata rantai korupsi juga perlu dimaksimalkan, mengingat sampai saat ini, tingginya pendidikan seseorang belum mampu menjamin ia terhindar dari perbuatan korupsi.

Pendidikan anti korupsi dan penguatan mental perlu dimasukkan dalam kurikulum sekolah formal maupun informal. Meski lahan korupsi masih terbuka, seiring dengan munculnya program-program pendanaan baru untuk kepentingan publik, setidaknya ke depan peluang korupsi dapat diperkecil dengan perbaikan sistem pelayanan masyarakat dan tata kelola keuangan negara yang berbasis teknologi.
Berita Terkini
KUNJUNGAN BALASAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS JAYABAYA  KE FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA (UNPI) CIANJUR
Minggu, 04 Februari 2024 23:20 Wib • HUMAS UNPI
KUNJUNGAN BALASAN UNIVERSITAS PASUNDAN  (UNPAS) BANDUNG KE UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA (UNPI) CIANJUR
Minggu, 21 Januari 2024 00:22 Wib • Humas UNPI
SAFARI KAMPUS SMA AL – MA’MOEN KE- UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA (UNPI) CIANJUR
Selasa, 12 Desember 2023 15:00 Wib • Humas UNPI
Berita Populer
Apa itu STEM (Science Technology Engineering Math)?
Jumat, 24 Agustus 2018 09:15 Wib • unpi/Lifewire
Mengenal Perbedaan Pendidikan Akademik, Vokasi dan Profesi
Selasa, 10 Desember 2019 09:01 Wib • unpi/kompas/rencanamu.id
Pentingnya Literasi Digital Bagi Mahasiswa dan Pelajar
Kamis, 21 Juli 2022 16:00 Wib • UNPI/SINDONEWS.COM
Olahraga +
MAHATALA EKSPEDISI 12 PUNCAK GUNUNG DALAM HUT CIANJUR KE-346
Humas YPYMT/UNPI • Rabu, 02 Agustus 2023 19:35 Wib
Menpora Apresiasi Atlet Indonesia yang Berlaga di Olimpiade Tokyo
unpi/berita satu • Jumat, 30 Juli 2021 12:00 Wib
Awal Mula Kejuaraan Dunia Balap Motor Terbentuk
unpi/antaranews • Jumat, 14 Juni 2019 14:17 Wib
Politik dan Hukum +
SOSIALISASI DAN IMPLEMENTASI PERATURAN BAWASLU DAN PRODUK HUKUM NON PERATURAN BAWASLU
HUMAS UNPI • Jumat, 14 Juni 2019 17:57 Wib
 Pentingnya Paten Bagi Sebuah Penemuan
unpi/republika • Jumat, 14 Juni 2019 16:56 Wib
Mahasiswa harus menjadi Garda Terdepan Tolak Politik Uang
unpi/antaranews • Jumat, 14 Juni 2019 12:40 Wib
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi +
Kisah Terciptanya Bolpoin yang Menoreh Sejarah Dunia Tulis-Menulis
unpi/nationalgeograpi • Jumat, 14 Juni 2019 12:00 Wib
6 Cara Meningkatkan Kecerdasan Menurut Sains
unpi/kompas.com • Jumat, 14 Juni 2019 11:00 Wib
Dengan Memaksimalkan Dunia Digital, Gunakan Media Sosial Jadi Personal Branding
UNPI/REPUBLIKA.CO.ID • Jumat, 14 Juni 2019 16:49 Wib
Sosial +
KOLABORASI KEGIATAN TRAUMA HEALING DAN PSIKOSOSIAL UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA (UNPI) CIANJUR BERSAMA UNIVERSITAS JAYABAYA
Humas UNPI • Jumat, 14 Juni 2019 17:00 Wib
PENANDATANGANAN MEMORENDUM OF AGREEMENT (MOA) FIKOM UNPI X FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS JAYABAYA
Humas UNPI • Jumat, 14 Juni 2019 18:00 Wib
KULIAH KERJA NYATA (KKN) UNPI 2022
Humas UNPI • Jumat, 14 Juni 2019 17:00 Wib
Pendidikan +
KUNJUNGAN BALASAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS JAYABAYA  KE FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA (UNPI) CIANJUR
HUMAS UNPI • Jumat, 14 Juni 2019 23:20 Wib
KUNJUNGAN BALASAN UNIVERSITAS PASUNDAN  (UNPAS) BANDUNG KE UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA (UNPI) CIANJUR
Humas UNPI • Jumat, 14 Juni 2019 00:22 Wib
SAFARI KAMPUS SMA AL – MA’MOEN KE- UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA (UNPI) CIANJUR
Humas UNPI • Jumat, 14 Juni 2019 15:00 Wib

PROGRAM STUDI UNPI

Universitas Putra Indonesia, saat ini memiliki 4 fakultas

FAKULTAS EKONOMI
Menyiapkan sarjana di bidang manajemen yang mampu mengelola perusahaan dalam proses pemasaran, sumber daya manusia serta mampu menyelesaikan masalah perusahaan.
FAKULTAS TEKNIK
Menyiapkan sarjana dalam bidang teknik yang mampu menguasai dan menyelesaikan masalah dengan komputer dan berperan sebagai pembuat perangkat lunak komputer
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
Menyiapkan sarjana yang mampu mencari, mengolah, menulis dan menyampaikan berita secara efektif melalui media massa yang sesuai dengan kode etik jurnalistik
FAKULTAS SASTRA
Menyiapkan Sarjana dalam bidang Sastra Inggris yang mampu mengembangkan lembaga kerja yang menggunakan komunikasi lisan dan tulisan dalam Bahasa Inggris