Bahan Ajar di Perguruan Tinggi Belum Responsif Gender
unpi/medcom.id • Jumat, 06 Maret 2020 12:50 Wib
Sumber Foto : kemenpppa.go.id
UNPI-CIANJUR.AC.ID - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga menyebut konstruksi gender dinilai masih bias dalam dunia pendidikan, khususnya di universitas. Referensi yang digunakan dalam pembelajaran dinilai masih belum kuat.
"Bias ini masih dijumpai baik dalam metode yang diterapkan ataupun elaborasi pemahaman yang disampaikan dalam proses pembelajaran," kata Bintang di Gedung KemenPPPA, Jakarta, Kamis, 5 Maret 2020.
Hal ini berdampak pada cara pandang, orientasi, sikap, dan pengambilan keputusan mahasiswa. Pada akhirnya mahasiswa memiliki tindakan diskriminatif dan tidak berkeadilan.
"Baik laki-laki maupun perempuan, yang nantinya akan berpengaruh secara signifikan terhadap capaian pembangunan di Indonesia," lanjut Bintang, dilansir Medcom.id.
Untuk mengatasi bias tersebut, Bintang ingin ada upaya peningkatan kualitas pendidikan yang berkeadilan dan kesetaraan gender. Salah satunya melalui penyusunan bahan ajar yang responsif gender.
"Penyusunan bahan ajar yang responsif gender, diharapkan mampu membentuk pola pikir yang membentuk tingkah laku keseharian yang nondiskriminatif, adil, setara, serta memperhatikan aspek kebutuhan laki-laki dan perempuan," ungkapnya.
Dia menyadari, bahwa perguruan tinggi memiliki peran penting dalam arus utama gender. Untuk itu pihaknya bekerja sama dengan Dirjen Pendidikan Agama Islam sebagai langkah awal.
Kerja sama keduanya menghasilkan 11 buku untuk mata kuliah responsif gender. Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) menjadi sasaran pertama dalam pendalaman pembelajaran tersebut.
"Baik pengajar maupun mahasiswa untuk dapat lebih memahami dan menginternalisasi nilai penting kesetaraan gender dan dapat menularkannya lebih lanjut kepada masyarakat luas," kata Bintang.
Bintang menyebut mata kuliah responsif gender akan terus hadir secara masif. Tidak hanya di PTKI, namun juga akan hadir di seluruh Perguruan Tinggi di Indonesia.