Perpusnas Dorong Inovasi dan Kreativitas Pustakawan
unpi/beritasatu • Jumat, 31 Januari 2020 13:56 Wib
Sumber Foto : travel.kompas.com
UNPI-CIANJUR.AC.ID - Perpustakaan Nasional (Perpusnas) siap melakukan banyak perubahan demi memaksimalkan program kerja yang manfaatnya dirasakan langsung oleh masyarakat Indonesia.
Arahan tersebut disampaikan Kepala Perpusnas, Muhammad Syarif Bando, dalam pembukaan rapat kerja pusat (Rakerpus) tahun 2020 di Gedung Perpusnas, Jakarta, Selasa (28/1/2020).
"Perpusnas terus fokus melaksanakan kegiatan yang memastikan pembangunan manusia dan kebudayaan dapat terwujud. Seluruh aparatur sipil negara di lingkungan Perpusnas dalam bekerja tidak lagi dogmatis. Pesan bapak Presiden adalah apa dikerjakan harus memberikan manfaat bagi bagi masyarakat," kata Syarif Bando, dilansir Beritasatu.com.
Menurut Syarif Bando, program kerja Perpusnas tidak bisa lagi sekedar input proses output, namun lebih fokus dalam melayani masyarakat, sesuai dengan tupoksi masing-masing.
"Harus fokus kepada apa yang diterima oleh masyarakat. Seluruh rupiah yang dikeluarkan anggaran belanja negara, paramaternya adalah menciptakan manfaat nyata bagi masyarakat Indonesia," tegas Syarif Bando.
Direktur Alokasi Pendanaan Pembangunan Bappenas, Erwin Dimas, menyatakan, Perpusnas bisa memaksimalkan literasi demi mewujudkan sumber daya manusia (SDM) berkualitas dan berdaya saing, sejalan dengan agenda pembangunan dalam RPJMN 2020-2024, yakni revolusi mental dan pembangunan kebudayaan.
"Peran perpustakaan bisa dioptimalkan pada sektor peningkatan kapasitas SDM di bidang pariwisata dan industri, literasi untuk gizi keluarga dalam upaya penanganan stunting dan pengembangan implementasi teknologi tepat guna di masyarakat, seperti rencana pembangunan science techno park di empat universitas," terang Erwin Dimas.
Sementara itu, Direktur Pendidikan Tinggi, Iptek, dan Kebudayaan Bappenas, Hadiat, menambahkan, ujung dari pembangunan adalah kesejahteraan masyarakat.
"Kesejahteraan dapat terlihat ketika bangsa mampu menciptakan SDM yang berkualitas dan menguasai teknologi. Sehingga, saat memasuki usia emas pada 2045, Indonesia mampu menjadi salah satu negara dengan pendapatan tinggi dan menjadi barometer perekonomian dunia," kata Hadiat.
Menurut Hadiat, perpustakaan sebagai sumber berbagai disiplin ilmu, bisa masuk ke dalam sektor manapun. "Perpustakaan dan inovasi harus ada dalam semua sektor pembangunan," tegas Hadiat.