Peningkatan Kualitas Pendidikan Vokasi Jadi Program Prioritas
unpi/sindonews • Kamis, 23 Januari 2020 12:21 Wib
Sumber Foto : medium.com
UNPI-CIANJUR.AC.ID - Pemerintah Indonesia pada periode kedua pemerintahan Presiden Jokowi, terus memperkuat kerja sama dengan sektor industri. Langkah tersebut diambil dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan vokasi.
Hal itu diungkapkan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat menghadiri agenda tahunan World Economic Forum (WEF) Davos di Swiss yang mengangkat tema "Stakeholders for a Cohesive and Sustainable World".
Dalam kesempatan itu, Airlangga ditunjuk sebagai panelis dan menyampaikan remarks pada sejumlah sesi diskusi panel dalam rangkaian acara WEF Davos 2020. Dalam sesi diskusi mengenai 'Future of Education: A New Agenda for Action', Airlangga menyebut, ada lima program yang menjadi prioritas pemerintahan Jokowi. Di antaranya, pengembangan sumber daya manusia, secara spesifik reformasi sistem pendidikan; pembangunan infrastruktur; penyederhanaan regulasi; penyederhanaan birokrasi; dan transformasi ekonomi.
Airlangga juga mengungkapkan salah satu tantangan utama dalam human capital development adalah upgrading the skills of the teachers. Untuk itu, saat ini pemerintah tengah melakukan pelatihan untuk sekitar 2 juta tenaga pengajar per tahun. Dalam konteks tersebut, Airlangga mengundang dua perusahaan yang telah memiliki program human capital development yang cukup baik, yakni Lego dan Infosys, untuk melakukan investasi di Indonesia, terutama dalam pendirian skills training institutions.
Sebagai langkah konkret dalam menciptakan kolaborasi antara industri dan pemerintah, pemerintah pada pertengahan 2019 telah meluncurkan insentif super tax deduction, melalui pengurangan penghasilan bruto 200-300% dari jumlah biaya yang dikeluarkan industri untuk kegiatan pengembangan vokasi dan pelatihan serta research and development di Indonesia.
"Penguatan kerja sama antara pemerintah dan industri diharapkan dapat meningkatkan sistem pendidikan vokasi dan training serta mendorong research and development di Indonesia," ujar Airlangga, dilansir Sindonews.
Tidak hanya itu, Airlangga juga menjadi panelis dalam acara Grab Private Lunch yang mengambil tema 'Technology as a Force for Good'. Dihadiri pendiri Grab, Anthony Tan, Airlangga menekankan beberapa rencana pemerintah untuk menciptakan ibu kota negara baru yang ramah lingkungan dan tech-friendly, seperti integrasi electric vehicle (EV) dan automatic vehicle (AV) sebagai alat transportasi utama.
Airlangga juga menekankan teknologi bermanfaat sebagai alat untuk lompatan guna mengimplementasikan Industry 4.0. Namun demikian, tantangan utama yang timbul adalah mengenai perlindungan informasi dan data. Untuk itu pemerintah bertekad untuk menjamin keamanan data masyarakat, salah satunya dengan menempatkan pusat pengelolaan data di Indonesia.
Selain menjadi pembicara dalam sejumlah diskusi panel, Airlangga juga mengadakan pertemuan bilateral untuk membahas peluang kerja sama ekonomi. Pertemuan bilateral yang diadakan Menko Airlangga di antaranya dengan Traveloka, Hyundai Motor, Menteri Ekonomi dan Perencanaan Arab Saudi, dan General Electric Global Growth Organization.
Pada kesempatan yang sama, bersama dengan Menteri Kabinet Indonesia Maju yang hadir dalam WEF Davos 2020, Menko Airlangga melakukan pertemuan dengan Klaus Schwab, Founder and Executive Chairman WEF untuk membahas dukungan yang dapat diberikan WEF kepada Indonesia dan rencana pelaksanaan WEF on ASEAN yang akan dilaksanakan di Jakarta pada bulan Juni 2020.
Pada gelaran WEF Davos 2020, Pemerintah Indonesia juga membuka Indonesia Pavilion yang bertujuan untuk memperkuat country branding Indonesia serta mempromosikan peluang pada sektor-sektor unggulan dan prioritas nasional.