Proses Pendidikan Harus Jadi Pencerahan
unpi/republika • Senin, 23 Desember 2019 12:30 Wib
Sumber Foto : soundcloud.com
UNPI-CIANJUR.AC.ID - Muhammad Sirajuddin Syamsuddin (Din Syamsuddin), Ketua Umum Dewan Nasional Pergerakan Indonesia Maju (DN PIM), mengkritisi sistem pendidikan Indonesia saat ini. Dia menilai sistem pendidikan Indonesia mengalami penyempitan. Ia berpandangan, pendidikan seharusnya menjadi sebuah proses pencerdasan kehidupan bangsa.
"Jadi proses pencerdasan kami pahami sebagai proses pencerahan. Maka harus proses pembebasan, membebaskan manusia-manusia dari belenggu kebodohan, dari kemiskinan, dan sebagainya, kemudian pemberdayaan, diberdayakan supaya mandiri, dan proses memajukan," kata Din saat ditemui usai acara Sarasehan DN PIM dengan tema 'Indonesia Maju: Kehidupan Bangsa nan Cerdas'.
Ia menyayangkan bahwa selama ini proses pendidikan dari rezim ke rezim direduksi dan didegradasi menjadi hanya proses pengajaran. Kemudian proses ajar mengajar di lembaga-lembaga pendidikan bahkan direduksi hanya sebatas terkait persoalan administrasi sekolah, guru, dan kurikulum.
"Kita tidak tahu dari Menteri baru mau ke arah mana dan kami selalu positif thinking tapi memang perlu diingatkan, jangan lupa proses pendidikan nasional menurut amanat konstitusi tadi harus bersifat proses pencerahan dari manusia Indonesia seutuhnya membebaskan memberdayakan memajukan," ujarnya, dilansir Republika.
Selain itu ia berpandangan, proses pendidikan harus menciptakan manusia-manusia yang seutuhnya. Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah itu berpesan proses pendidikan dikembalikan sesuai dengan amanat konstitusi.
"Jangan direduksi, jangan disempitkan karena itu hanya akan menciptakan manusia Indonesia yang sempit pada masa mendatang," tuturnya.
Sementara itu hal senada juga disampaikan unsur Persatuan Gereja Indonesis (PGI) Julianus Mojau. Julianus menyebut bahwa pendidikan merupakan strategi kebudayaan untuk memajukan bangsa. "Saya sepakat bahwa pendidikan nggak boleh direduksi. Hanya sebgai penyedia dan pencipta lapangan kerja," jelasnya.