Kemendikbud Akan Fokus Tangani Pendidikan Vokasi
unpi/republika • Rabu, 18 Desember 2019 12:30 Wib
Sumber Foto : ethos.org.au
UNPI-CIANJUR.AC.ID - Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Ainun Na'im menyampaikan, Kemendikbud akan lebih fokus dalam menangani program studi di bidang vokasi agar lulusannya betul-betul punya kualifikasi untuk bekerja di industri atau berkontribusi di masyarakat.
"Kalau kita lihat, strukturnya sekarang berbeda dengan sebelumnya. Sekarang kalau kita lihat ada Ditjen Dikti, ada Ditjen Vokasi. Artinya kita akan lebih fokus dalam menangani program studi dibidang vokasi, agar lulusannya itu betul-betul punya kualifikasi untuk bekerja di masyarakat, di industri, atau berkontribusi di masyarakat," kata Ainun usai dirinya dilantik sebagai Sesjen Kemendikbud di Kantor Kemendikbud, Jakarta Senin (16/12).
Disebutkan, ke depan pendidikan vokasi akan lebih terintegrasi, mulai dari SMK, program diploma satu sampai diploma empat. Kemudian di sisi lain, juga mempererat keterkaitan antara dunia akademik atau perguruan tinggi dengan industri, sehingga mahasiswa bisa melakukan praktek, dan mendapatkan materi-materi yang relevan dengan industri, yang ada sekarang.
"Kita ingin esensinya, supaya lulusan perguruan tinggi itu betul-betul punya kompetensi yang akan menjadi bekal dia dalam hidup di masyarakat, bisa berkontribusi ke masyarakat. Jadi jelas skill dan juga kompetensinya, sehingga lulusan itu tahu apa yang harus dikerjakan setelah lulus," ujarnya.
Menurutnya, dengan demikian, tingkat pengangguran lulusan perguruan tinggi bisa dikurangi, demikian juga dari program-program vokasional. "Sekarang itu, kita harus membuat proses belajar, kemudian juga peningkatan kompetensi siswa atau mahasiswa itu lebih fleksibel. Dengan fleksibelitas yang lebih tinggi, kita juga akan lebih cepat merespon perubahan-perubahan atau juga secara pro aktif melihat perubahan-perubahan yang terjadi, dengan fleksibelitas," paparnya, dilansir Republika.
Misalnya mahasiswa di satu program studi dari satu fakultas bisa mengambil mata kuliah yang dipandang relevan di fakultas lain, atau di perguruan tinggi lain. "Bahkan juga cara belajarnya itu, juga lebih fleksibel dalam arti begini, misalnya ada mahasiswa yang punya talent, misalnya berwirausaha dengan teknologi baru yang dia ketahui, dia peroleh dari universitas atau dari lembaga-lembaga lain, ia bisa mengembankan usaha, kemudian berhasil mempekerjakan sekian orang itu bisa kita berikan kredit,” imbuhnya.
Itu bagian dari SKS dalam memenuhi kurikulum bidang studinya (dihitung). "Kemudan juga, dari segi dosennya, penelitinya itu juga bisa berinteraksi antar disiplin, karena dengan berintegrasi antar disiplin itulah, kemudian bisa muncul inovasi-inovasi baru," ungkapnya.