Program Beasiswa RISETPro Untuk Tingkatkan Kualitas SDM Peneliti dan Perekayasa
unpi/infopublik • Jumat, 06 Desember 2019 11:00 Wib
Sumber Foto : kemenristek
UNPI-CIANJUR.AC.ID - Salah satu faktor penting dalam membangun ekosistem riset adalah sumber daya manusia (SDM) peneliti dan perekayasa yang unggul dan berdaya saing, menurut Menteri Riset Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang Brodjonegoro. Peningkatan kapasitas, kompetensi dan kualifikasi SDM peneliti dan perekayasa harus mengacu pada kebutuhan nasional dan industri di masa mendatang.
Menristek/Ka.BRIN Bambang Brodjonegoro mengungkapkan, Program Beasiswa 'Research & Innovation Science & Technology Project (RISETPro)' merupakan salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas dan daya saing peneliti dan perekayasa Indonesia.
"RISETKPro merupakan salah satu program SDM unggul penting dalam pengembangan ekosistem riset di Indonesia. Program ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas SDM peneliti dan perekayasa nasional. Jadi apapun penelitian yang dilakukan di Indonesia, pasti terpusat pada SDM unggul,” kata Menteri Bambang, seperti dikutif dalam rilis Kemenristek/BRIN Jakarta, Rabu (4/12).
Saat menjadi Pembicara Kunci pada Simposium Program Gelar RISETPro di Grand Sahid Hotel Jakarta (3/12) Menteri Bambang menekankan, selain mendapatkan ilmu dan pengetahuan memahami perkembangan sains dan teknologi terbaru, hal terpenting bagi peneliti dan perekayasa saat melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi terbaik di luar negeri adalah mereka dapat merasakan, mempelajari dan terlibat di lingkungan riset perguruan tinggi di negara maju.
Ia berharap para peneliti, perekayasa dan akademisi yang telah menyelesaikan studi dapat mengadopsi lingkungan riset (research environment) dan menerapkannya di instansi masing-masing, sekembalinya mereka ke Indonesia.
"Tentu program beasiswa ini sangat dibutuhkan karena sebagian besar peneliti Indonesia menempuh studi di luar negeri. Disamping mendapatkan ilmunya, SDM unggul Indonesia diharapkan dapat menguasai teknologi yang paling baru dan mutakhir. Akan tetapi, tetap saya prioritaskan agar penerima beasiswa RisetPro untuk mempelajari secara seksama tentang ‘research environment’, yang memang sudah terbangun dengan baik di negara negara maju, di kalangan universitas kelas dunia," terangnya, dilansir Infopublik.
Bambang menegaskan pemerintah akan tetap melanjutkan program ini di tahun depan, karena program ini sangat penting bagi penguatan kualitas SDM peneliti dan perekayasa Indonesia, agar mampu berkontribusi bagi pembangunan ekonomi berbasis riset dan inovasi.
Berbeda dari beasiswa pascasarjana lain, seperti dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), RISETPro lebih spesifik ditujukan untuk menciptakan lingkungan kondusif bagi penelitian dan pengembangan di bidang Iptek, memperkuat kinerja insentif, serta meningkatkan kapasitas SDM di Kelembagaan Iptek.
"Program ini tentu harus dilanjutkan untuk meningkatkan daya saing Indonesia dalam pembangunan ekonomi berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek), melalui penguatan SDM peneliti dengan penguasaan inovasi dan teknologi." ujarnya.
Menteri Bambang menyampaikan, untuk menyambut bonus demografi 2045, Indonesia harus bergerak cepat menyiapkan generasi yang siap bersaing dan atau berkolaborasi di bidang riset dan inovasi.
Ia berharap simposium RISETPro ini menampilkan hasil-hasil yang didapat alumni selama kuliah di luar negeri dan juga hasil-hasil riset dan inovasi mereka setelah kembali ke unit kerja masing-masing.
Selain itu, forum ini juga mempertemukan alumni RisetPro dengan Kantor Sains dan Teknologi (KST) beserta mitra industri KST serta lembaga pendanaan riset. Sehingga terwujud kolaborasi riset dan inovasi dengan industri dan lembaga pendanaan riset (Triple Helix).
Direktur Jenderal Sumber Daya Iptek Dikti Ali Ghufron Mukti menjelaskan Program RISETPro merupakan inisiatif Pemerintah Indonesia dengan dukungan Bank Dunia melalui Loan No. 8245-ID, yang dimulai sejak 2013 lalu. Namun ia menjelaskan, tidak semua beasiswa yang dibiayai Bank Dunia Berkelanjutan. Bank Dunia melihat efektifitas dana yang disalurkan melalui outcome dari peserta beasiswa.