Pemerintah Siapkan 200 Periset Tempuh Doktoral di AS
unpi/republika • Rabu, 27 Nopember 2019 12:30 Wib
Sumber Foto : madinaresearch.com
UNPI-CIANJUR.AC.ID - Pemerintah sedang menggodok program pendidikan doktoral bagi periset Tanah Air. Kepala Staf Presiden Moeldoko menjelaskan, per 2020 pemerintah menyiapkan maksimal 200 periset untuk merampungkan studi S3 di Amerika Serikat (AS).
Program yang menggandeng lembaga beasiswa LPDP ini akan merekrut 100-200 periset. Mereka akan 'diinapkan' untuk mengikuti diklat selama dua tahun di Puspitek, Tangerang Selatan sebelum diberangkatkan ke AS.
"Saya gagas bersama mendikbud untuk buka jalur cepat PhD ke AS untuk kampus top dunia dengan cara short cut. Kurang lebih dua tahun akan dimentori profesor dari AS, setelah 2 tahun kita berangkatkan ke sana sehingga PhD kita tumbuh," kata Moeldoko, dilansir Republika.
Moeldoko memandang, langkah ini diambil untuk memenuhi kebutuhan tenaga ahli doktor di Indonesia terhadap dunia industri dan memperkaya ekosistem akademik di Tanah Air. Apalagi, ujarnya, Indonesia cukup tertinggal dibanding Cina dan India dalam hal jumlah periset.
Ide penyiapan periset untuk kuliah di AS ini, ujar Moeldoko, sudah disiapkan sejak era Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi M Nasir. "Konsepnya begini kira-kira, kita akan menyiapkan anak-anak yang terseleksi ya. Tapi untuk tahun ini kira-kira 100 orang dulu kami akan boardingkan (asrama) dulu di Puspitek selama dua tahun tahun. Mereka akan dibiayai. Tugas sehari-hari mereka akan melakukan riset," kata Moeldoko.
Setelah dua tahun masa diklat rampung, 100-200 periset ini akan dikirim ke University of Chicago di AS, serta sejumlah kampus lain yang menjalin kerja sama dengan pemerintah Indonesia. "Nanti kira-kira dua tahun selesai. Program ini terus berjalan berturut-turut. Dan LPDP sudah saya panggil dan kami rapat dengan menteri. Sudah kami putuskan pembiayaan nanti diambil dari LPDP," kata Moeldoko.
Moeldoko belum menjelaskan secara rinci mengenai syarat bagi periset yang ingin bergabung dalam program ini. Namun ia memberi penjelasan bahwa program studi prioritas yang akan dikembangkan pemerintah berkaitan dengan ilmu komputer dan teknologi informasi.