Indonesia Layak jadi Rujukan Kajian Dunia Islam Moderat
unpi/antaranews • Rabu, 27 Nopember 2019 09:16 Wib
Sumber Foto : tempo.co
UNPI-CIANJUR.AC.ID - Indonesia layak menjadi rujukan kajian peradaban dunia Islam yang moderat dan modern karena berbagai faktor, menurut Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin.
Saat memberikan sambutan kunci pada acara Expert Meeting Indonesia International Islamic University (UIII), Wapres mengatakan, "Indonesia selayaknya dapat menjadi tempat rujukan bagi pengembangan ilmu pengetahuan Islam moderat dan modern."
Dia mengatakan Indonesia layak menjadi rujukan kajian peradaban dunia Islam moderat karena Indonesia negara dengan penduduk mayoritas Muslim terbesar di dunia dan juga salah satu negara demokrasi terbesar di dunia.
Selain itu, kata dia, sejak pertama kali Islam masuk ke Indonesia pada abad ke delapan, perkembangan Islam di tanah air sangat pesat dan dapat diterima dengan baik oleh masyarakat asli Indonesia.
"Islam masuk ke Indonesia dengan cara damai melalui aktivitas perdagangan dan hubungan sosial antar masyarakat. Kondisi ini membuat perkembangan Islam di Indonesia moderat dan menjadi bagian hubungan sosial dan kultural di Indonesia," kata Wapres, dilansir Antaranews.
Dia menyampaikan seluruh kekayaan dan pengalaman perjalanan Islam di Indonesia turut berkontribusi terhadap kesatuan dan persatuan bangsa serta menjadikan Indonesia sebagai negara demokrasi dengan penduduk mayoritas Islam terbesar di dunia.
"Dengan fakta tersebut Indonesia layak menjadi rujukan peradaban dunia Islam moderat dan modern," ujarnya.
Adapun untuk menjadikan Indonesia rujukan dalam mempelajari peradaban Islam, dibutuhkan pusat penelitian dan ilmu pengetahuan berkualitas.
Salah satu bentuk adanya pusat penelitian dan ilmu pengetahuan tersebut, kata dia, maka dibentuklah perguruan tinggi Islam unggulan yakni Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) yang memiliki kualitas internasional dengan reputasi global.
"Dengan waktu cepat kita harap UIII ini mampu berada di garis terdepan dalam kajian Islam secara umum dan menjadi kiblat dunia dalam bidang kajian Islam Indonesia," kata dia.
Ma'ruf juga mengharapkan kajian Islam di UIII dapat menggabungkan dua bentuk kajian Islam yakni penguasaan ilmu-ilmu agama Islam atau kajian normatif serta penelitian pada masyarakat atau kajian empiris.
"UIII diharapkan juga menjadi duta mempromosikan Indonesia sebagai referensi, kompatibilitas Islam dan demokrasi serta rujukan dunia dalam perwujudan Islam rahmatan lil alamin," jelas dia.
"Melalui pertemuan Dewan Pakar ini kita ingin menguji konsep dan seluruh proses dalam mengembangkan visi, kurikulum, tata kelola dan SDM-nya mampu memenuhi tujuan pendirian UIII. Saya mengharapkan para pakar dan cendikiawan yang hadir bisa memberikan masukan untuk memperkaya referensi bagi pengembangan UIII ke depan," ujar dia.
Untuk mewujudkan harapan menjadi Universitas Islam Internasional Indonesia sebagai perguruan tinggi Islam internasional, maka semua pihak harus bekerja keras untuk menyelesaikan berbagai pembangunan infrastruktur dan pengembangan piranti lunak utamanya menyempurnakan kurikulum, tata kelola serta berbagai perangkat pendukung.