Hingga Pekan Depan Suhu Panas Bisa Sampai 39 Derajat
unpi/cnnindonesia • Senin, 28 Oktober 2019 13:14 Wib
Sumber Foto : egyptindependent.com
UNPI-CIANJUR.AC.ID - Cuaca panas terik yang menyengat beberapa hari terakhir masih akan terus berlangsung di wilayah Indonesia. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi suhu panas dengan cuaca cerah tanpa awan akan berlangsung hingga pekan depan.
"Potensi suhu panas di siang hari masih harus diwaspadai hingga sepekan ke depan," kata Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca Miming Saepudin, dalam konferensi pers di Kementerian Kesehatan, Jakarta, Jumat (25/10).
Hingga pekan depan suhu maksimum dapat mencapai 39 derajat Celcius. BMKG mencatat suhu tertinggi selama dua hari terakhir terjadi di Semarang yang juga mencapai 39 derajat Celcius.
Miming menjelaskan suhu panas ini terjadi karena posisi matahari berada di titik kulminasi tertinggi, tidak ada awan yang menutupi, dan suhu kelembapan yang rendah. Akibatnya, cahaya matahari langsung menuju wilayah Indonesia sehingga cuaca menjadi panas. Masyarakat diimbau untuk banyak minum air putih dan mengurangi aktivitas di bawah matahari langsung.
"Minum air yang cukup jangan sampai dehidrasi, gunakan pakaian yang nyaman, kurangi aktivitas di bawah matahari atau kenakan pelindung," kata Sesditjen P2P Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto, dilansir CNNIndonesia.
Cuaca panas ini diprediksi tidak akan berlangsung lama karena akan berganti menjadi musim hujan. Saat ini, awan hujan mulai terbentuk dan diprediksi wilayah Sumatera bagian selatan, Jawa, Bali, dan Kalimantan bagian selatan akan mulai memasuki musim hujan pada akhir November hingga awal Desember. Puncak musim hujan diperkirakan terjadi pada bulan Januari dan Februari.
Beda dengan gelombang panas
Miming juga menyatakan bahwa suhu panas di Indonesia bukanlah gelombang panas seperti yang terjadi di Eropa dan India. Dia meminta masyarakat tidak perlu khawatir dan tidak termakan hoaks yang banyak beredar.
"Suhu panas berbeda dengan gelombang panas," tutur Miming.
Gelombang panas terjadi pada wilayah yang berada di lintang tinggi. Gelombang panas itu terjadi karena pengaruh atmosfer di kutub dan lintang menengah.
Menurut Miming, di Indonesia tak mungkin terjadi gelombang panas karena secara dinamika berbeda. Indonesia berada di ekuator sehingga kondisi cuaca dan fenomena berbeda.