UNPI • UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA
9 dari 10 Bahasa Indonesia adalah Asing
unpi/indonesia.go.id • Jumat, 20 September 2019 15:00 Wib
9 dari 10 Bahasa Indonesia adalah Asing
Sumber Foto : noviaanjaseka.blogspot.com
UNPI-CIANJUR.AC.ID - Penelitian genetika membuktikan tak ada pemilik gen murni di Nusantara. Manusia Indonesia adalah campuran beragam genetika yang awalnya berasal dari Afrika. Bahkan lebih jauh, agaknya tak mungkin melabeli kelompok tertentu sebagai manusia asli Indonesia. Sebab, tak ada pemilik gen murni di Nusantara. Ya, manusia Indonesia adalah campuran beragam genetika.

Demikianlah, simpulan Herawati Supolo-Sudoyo, peneliti dari Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, setelah melakukan kerja besar melakukan pemetaan DNA masyarakat di Indonesia.

Kesimpulan itu dirumuskan setelah Herawati dan koleganya mengumpulkan dan menganalisis kurang lebih 6.000 sampel DNA dari beberapa lokasi di Indonesia. Lebih dari 3700 individu dari 35 etnis diuji DNA mitokondria-nya, hampir 3000 juga diuji untuk kromosom Y-nya.

Ini berarti, jikalau ada politikus atau tokoh masyarakat yang menggunakan propaganda 'lebih utamakan pribumi' untuk jabatan publik, mudah diduga dia pasti sedang berilusi bahwa seolah-olah ada orang atau anggota masyarakat yang 'murni pribumi'. Atau sekiranya bukan berilusi, maka bisa dipastikan dia tengah memanipulasi kesadaran warga demi ambisi dan tujuan pribadinya belaka.

Menariknya, kesimpulan atas penelitian berbasis DNA ini sebenarnya juga memiliki kesamaan dengan kajian asal usul pembentuk Bahasa Indonesia. Bagaimana tidak, bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu sebagai lingua franca dalam kegiatan perdagangan di Nusantara sejak abad ke-7 ini, bisa dikata memiliki banyak bahasa serapan yang berasal dari banyak bahasa asing.

Meyimak buku berjudul 9 dari 10 Kata Bahasa Indonesia adalah Asing karya Alif Danya Munsyi atau populer dikenal dengan nama Remy Sylado, tampak nyata bahwa bahasa persatuan bagi bangsa Indonesia itu dibentuk oleh interaksi bahasa yang merupakan hasil interaksi antar bangsa-bangsa sejak kurun waktu yang lama.

Namun sebelum memindai lebih jauh soal asal-usul kata atau lema dalam Bahasa Indonesia, maka ada baiknya disimak terlebih dulu batasan istilah asing yang dipakai oleh Sylado. Dia tentu menyadari, walau berlebihan, tapi judul itu bukan bergurau. Dalam bukunya berjudul 9 dari 10 Kata Bahasa Indonesia adalah Asing, yang juga sengaja dipinjam sebagai judul artikel ini, disebutkan yang dimaksud sebagai asing di sini ialah: bukan saja bahasa-bahasa Eropa (Belanda, Portugis, Inggris, Perancis, Spanyol, Yunani, dan Italia), atau bahasa-bahasa Asia (Sansekerta, Arab, Tionghoa, Tamil, Persia, dan Ibrani), melainkan juga bahasa-bahasa daerah Indonesia sendiri (Jawa, Minangkabau, Betawi, Sunda, Bugis-Makasar, Batak dan lain-lain).

Mari kita simak sejauh mana serapan bahasa-bahasa asing telah masuk dan mewarnai kuat Bahasa Indonesia. Mari kita kutip paparan Sylado dalam bukunya yang menarik itu.

"Meski hari gerimis, setelah sembahyang lohor, para santri mengayuh roda sepedanya ke pasar, disuruh paderi membeli koran dan majalah, tetapi ternyata kiosnya disegel sebab bangkrut, jadi mampirlah semuanya di toko buku yang uniknya malah menyediakan perabotan khusus keluarga yang ditaburkan di meja baca, antara lain teko porselen, peniti emas, lap, setrika listrik, serta kalender berfoto artis idola". Mari kita simak satu per satu kata-kata dalam cerita tersebut.

Meski (Portugis: masque), hari (Sanskerta: gelar dewa pengatur surya), setelah (Kawi: telas), sembahyang  (Sanskerta: sembah hyang), lohor (Arab: dzuhur), para (Kawi: para), santri (Tamil: santri), mengayuh (Minangkabau: kayuh), roda (Portugis: roda), sepeda (Perancis: velocipede), pasar (Persia: bazar), disuruh (Kawi: suruh), paderi (Spanyol: padre), membeli (Campa: blei), koran (Belanda: krant), majalah (Arab: majalla), tetapi (Sanskerta; tad-api), ternyata (Jawa: nyata), kiosnya (Inggris: kiosk), disegel (Belanda:  zegal), sebab (Arab: sababun), bangkrut (Italia: bancarotto), jadi (Sanskerta: jati), mampirlah (Jawa: mampir), semuanya (Sanskerta: samuha), toko (Tiongkok: to-ko), buku (Belanda: boek), yang (Austronesia: ia + ng), uniknya (Perancis: unique), malah (Jawa: malah), menyediakan  (Sanskerta: sedya), perabotan (Betawi: perabot), khusus (Arab: khusus), keluarga (Sanskerta: kula warga), ditaburkan (Ibrani: tabbwur), meja (Portugis: meza), baca (Sanskerta: waca), antara (Sanskerta: antara), lain (Kawi: liyan), teko (Tionghoa: te-ko), porselen (Inggris: porcelain), peniti (Portugis: alfinete), emas (Sanskerta: amasha), lap (Belanda: lap), setrika (Belanda: strijkezer), listrik (Belanda: elektrisch), serta (Sanskerta: saratha), kalender (Belanda: kalender), berfoto (Yunani: photo), artis (Inggris: artist), idola (Yunani: eidolon).

Contoh lain, simaklah kalimat model 'kontak' dari sebuah harian nasional ternama. "Gadis, 33, Flores, Katolik, sarjana, karyawati, humoris, sabar, setia, jujur, anti merokok, anti foya-foya, aktif di gereja. Mengidamkan jejaka maks 46, min 38, penghasilan lumayan, kebapakan, romantis, taat, punya kharisma."

Mari kita simak lagi satu per satu kata-kata dalam kalimat di atas.

Gadis (Minangkabau: tuan gadis, panggilan perempuan turunan raja), Flores (Portugis: floresce), Katolik (Yunani: katolikos), sarjana (Jawa: sarjana), karyawati (Sanskerta: karyya), humoris (Latin: humor + Belanda: isch),  sabar (Arab: shabran), setia (Sanskerta: satya), jujur (Jawa: jujur), anti (Latin: anti), merokok (Belanda: roken), foya-foya (Menado: foya), aktif (Belanda: actief), gereja (Portugis: igreja). Mengidamkan (Kawi: idam), jejaka (Sunda: jajaka), maks (Latin: maksimum), min (Latin: minimum), penghasilan (Arab: hatsil), lumayan (Jawa: lumayan), kebapakan (Tionghoa: ba-pa), romantis (Belanda: romantisch), taat (Arab: thawa'iyat), punya (Sanskerta: mpu + nya), kharisma (Yunani: kharisma).

Apa yang patut digariabawahi di sini ialah, di dalam Bahasa Indonesia bukan saja tercermin kebudayaan imigran, tapi juga terlihat merupakan produk bahasa Indo. Demikian hipotesa Sylando. Atau, dengan kata lain, Bahasa Indonesia ialah produk budaya hibrida, sehingga bukan tak mungkin jika merujuk komposisi penyusun kebahasaan bahasa nasional maka bentuk nasionalisme Indonesia sebenarnya justru bersifat kosmopolitan.

Lebih jauh, kita pun dapat berandai-andai meluaskan imaginasi kita sebagai negara-bangsa Indonesia. Bahwa, jikalau karakter nasionalisme dan rasa kebangsaan bangsa Indonesia sedikit banyak juga tercermin pada ekspresi kebahasaan bahasa nasionalnya, maka semestinya bagi bangsa ini bersikap chauvinistik dan anti asing secara berlebihan justru merupakan sikap yang asing.

Melihat fakta kebahasaan Bahasa Indonesia di atas, di sini apa tidak lebih baik sekiranya bicara budaya nasional sebagai kebudayaan Indonesia berarti bicara tentang hari esok, yaitu Indonesia dan keindonesiaan sebagai realitas menjadi (becoming), ketimbang melulu bicara sebagai kebudayaan masa lalu. Berfikir tentang budaya bukanlah berarti harus menyempit ke masa lalu yang tradisional, tetapi lebih penting untuk berpikir soal bagaimana melayani kemajuan di masa mendatang.
Berita Terkini
KUNJUNGAN BALASAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS JAYABAYA  KE FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA (UNPI) CIANJUR
Minggu, 04 Februari 2024 23:20 Wib • HUMAS UNPI
KUNJUNGAN BALASAN UNIVERSITAS PASUNDAN  (UNPAS) BANDUNG KE UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA (UNPI) CIANJUR
Minggu, 21 Januari 2024 00:22 Wib • Humas UNPI
SAFARI KAMPUS SMA AL – MA’MOEN KE- UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA (UNPI) CIANJUR
Selasa, 12 Desember 2023 15:00 Wib • Humas UNPI
Berita Populer
Apa itu STEM (Science Technology Engineering Math)?
Jumat, 24 Agustus 2018 09:15 Wib • unpi/Lifewire
Perguruan Tinggi Swasta Diimbau Terapkan Belajar Jarak Jauh
Senin, 16 Maret 2020 09:03 Wib • unpi/republika
Olahraga +
MAHATALA EKSPEDISI 12 PUNCAK GUNUNG DALAM HUT CIANJUR KE-346
Humas YPYMT/UNPI • Rabu, 02 Agustus 2023 19:35 Wib
Menpora Apresiasi Atlet Indonesia yang Berlaga di Olimpiade Tokyo
unpi/berita satu • Jumat, 30 Juli 2021 12:00 Wib
Awal Mula Kejuaraan Dunia Balap Motor Terbentuk
unpi/antaranews • Jumat, 14 Juni 2019 14:17 Wib
Politik dan Hukum +
SOSIALISASI DAN IMPLEMENTASI PERATURAN BAWASLU DAN PRODUK HUKUM NON PERATURAN BAWASLU
HUMAS UNPI • Jumat, 14 Juni 2019 17:57 Wib
 Pentingnya Paten Bagi Sebuah Penemuan
unpi/republika • Jumat, 14 Juni 2019 16:56 Wib
Mahasiswa harus menjadi Garda Terdepan Tolak Politik Uang
unpi/antaranews • Jumat, 14 Juni 2019 12:40 Wib
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi +
Kisah Terciptanya Bolpoin yang Menoreh Sejarah Dunia Tulis-Menulis
unpi/nationalgeograpi • Jumat, 14 Juni 2019 12:00 Wib
6 Cara Meningkatkan Kecerdasan Menurut Sains
unpi/kompas.com • Jumat, 14 Juni 2019 11:00 Wib
Dengan Memaksimalkan Dunia Digital, Gunakan Media Sosial Jadi Personal Branding
UNPI/REPUBLIKA.CO.ID • Jumat, 14 Juni 2019 16:49 Wib
Sosial +
KOLABORASI KEGIATAN TRAUMA HEALING DAN PSIKOSOSIAL UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA (UNPI) CIANJUR BERSAMA UNIVERSITAS JAYABAYA
Humas UNPI • Jumat, 14 Juni 2019 17:00 Wib
PENANDATANGANAN MEMORENDUM OF AGREEMENT (MOA) FIKOM UNPI X FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS JAYABAYA
Humas UNPI • Jumat, 14 Juni 2019 18:00 Wib
KULIAH KERJA NYATA (KKN) UNPI 2022
Humas UNPI • Jumat, 14 Juni 2019 17:00 Wib
Pendidikan +
KUNJUNGAN BALASAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS JAYABAYA  KE FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA (UNPI) CIANJUR
HUMAS UNPI • Jumat, 14 Juni 2019 23:20 Wib
KUNJUNGAN BALASAN UNIVERSITAS PASUNDAN  (UNPAS) BANDUNG KE UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA (UNPI) CIANJUR
Humas UNPI • Jumat, 14 Juni 2019 00:22 Wib
SAFARI KAMPUS SMA AL – MA’MOEN KE- UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA (UNPI) CIANJUR
Humas UNPI • Jumat, 14 Juni 2019 15:00 Wib

PROGRAM STUDI UNPI

Universitas Putra Indonesia, saat ini memiliki 4 fakultas

FAKULTAS EKONOMI
Menyiapkan sarjana di bidang manajemen yang mampu mengelola perusahaan dalam proses pemasaran, sumber daya manusia serta mampu menyelesaikan masalah perusahaan.
FAKULTAS TEKNIK
Menyiapkan sarjana dalam bidang teknik yang mampu menguasai dan menyelesaikan masalah dengan komputer dan berperan sebagai pembuat perangkat lunak komputer
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
Menyiapkan sarjana yang mampu mencari, mengolah, menulis dan menyampaikan berita secara efektif melalui media massa yang sesuai dengan kode etik jurnalistik
FAKULTAS SASTRA
Menyiapkan Sarjana dalam bidang Sastra Inggris yang mampu mengembangkan lembaga kerja yang menggunakan komunikasi lisan dan tulisan dalam Bahasa Inggris