Wapres: Sederhanakan, Pancasila Jangan Dibuat Rumit
unpi/kemkominfo • Jumat, 16 Agustus 2019 12:50 Wib
Sumber Foto : edunews.id
UNPI-CIANJUR.AC.ID - Wakil Presiden Jusuf Kalla menyatakan pembahasan tentang Pancasila tidak perlu dilakukan secara rumit, karena akan dapat menimbulkan kebingungan bagi masyarakat. Agar mudah dipahami dan dihayati perlu disampaikan dengan sederhana.
"Semakin sederhana pembahasan Pancasila, semakin orang bisa paham. Semakin orang paham maka Pancasila semakin bisa dihayati," tutur Wapres Jusuf Kalla saat menjadi pembicara kunci dalam Kongres Pancasila XI di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Kamis (15/8/2019).
Menurut Jusuf Kalla, Pancasila bukan sekadar slogan atau filsafat, tapi merupakan fondasi bagi kehidupan berbangsa dan bernegara yang harus bisa dimengerti dan dihidupi, tidak hanya dihafalkan. "Pondasi itu tidak perlu kelihatan, tapi dia menjadikan negara kita kokoh," katanya, dilansir laman resmi Kemkominfo.
Penghayatan Pancasila dalam kehidupan masyarakat, menurut Jusuf Kalla menjadi hal yang lebih penting dibandingkan penguraian Pancasila secara ilmiah yang justru menimbulkan berbagai penafsiran berbeda.
"Pancasila sebenarnya sangat sederhana dan tegas, tapi dalam penafsiran dan pelaksanaannya kadang berbeda-beda, tergantung siapa yang menafsirkan dan melaksanakannya," terangnya.
Sebelum membuka Kongres Pancasila, Wapres berpesan agar para pembicara dan peserta dapat melakukan diskusi yang menghasilkan pikian-pikiran yang dapat dipahami oleh segenap masyarakat.
"Semoga Kongres ini menghasilkan sesuatu yang sederhana, mudah dipahami, mudah dihayati, dan mudah diukur," pungkasnya.
Kongres Pancasila XI yang digelar oleh Pusat Studi Pancasila UGM mengangkatl tema 'Aktualisasi Pancasila dalam Merajut Kembali Persatuan Bangsa'. Dalam kongres itu dipresentasikan 141 abstrak call for papers dari para peserta kongres.
Rangkaian acara Kongres Pancasila juga diisi dengan Orasi Kebangsaan dari Menteri Komunikasi dan Informatika RI dengan tema 'Berita Bohong (hoaks) Merusak Kesatuan Bangsa' serta Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta dengan tema 'Pesan Persatuan Bangsa, dari Yogya untuk Indonesia'.