Studi: Manusia Konsumsi Ribuan Mikroplastik Tiap Tahun
unpi/republika • Selasa, 11 Juni 2019 14:40 Wib
Sumber Foto : seeker.com
UNPI-CIANJUR.AC.ID - Analisis baru mengungkapkan fakta cara sampah plastik dapat berdampak langsung terhadap kesehatan manusia. Hasil dari studi itu menunjukan manusia makan dan menghirup puluhan ribu partikel mikroplastik setiap tahun.
Mikroplastik atau pecahan plastik kecil yang dipecah dari produk buatan manusia seperti pakaian sintetis, ban mobil, dan lensa kontak adalah beberapa bahan yang paling banyak ditemukan di planet ini. Benda kecil itu telah ditemukan di beberapa gletser tertinggi di dunia dan di dasar parit laut terdalam.
Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bagaimana mikroplastik dapat memasuki rantai makanan manusia. Bahkan temuan satu tahun lalu menemukan mikroplastik ada di hampir semua merek air minum dalam kemasan.
Dalam penelitian baru yang diterbitkan dalam jurnal Environmental Science and Technology, para ilmuwan menganalisis ratusan set data tentang kontaminasi mikroplastik. Mereka membandingkannya dengan pola makan dan kebiasaan konsumsi orang Amerika Serikat.
Peneliti asal Kanada, dilansir Republika, menemukan seorang pria dewasa diperkirakan menelan hingga 52 ribu partikel mikroplastik setiap tahun. Dengan mempertimbangkan polusi yang dihirup, angka itu meningkat menjadi 121 ribu partikel atau setara dengan lebih dari 320 partikel setiap hari.
Sebanyak 90 ribu partikel dapat dicerna setiap tahun jika seseorang hanya minum air kemasan. Studi ini bertepatan dengan Hari Lingkungan Hidup Sedunia PBB yang temanya tahun ini adalah polusi udara.
Para penulis menekankan angka-angka tersebut masih perkiraan. Jumlah plastik yang dikonsumsi oleh individu tertentu akan sangat bergantung pada di mana seseorang tinggal dan apa yang dikonsumsi.
Dampak konsumsi mikroplastik pada kesehatan manusia masih belum dipahami dengan baik. Namun, partikel-partikel mikroplastik yang berdiameter lebih kecil dari 130 mikrometer memiliki potensi untuk berpindah ke jaringan manusia dan memicu respons imun.
Profesor Ekologi di Universitas East Anglia, Alastair Grant, mengatakan tidak ada bukti partikel plastik yang diidentifikasi dalam penelitian itu menimbulkan bahaya signifikan bagi kesehatan manusia. Kemungkinan hanya sebagian kecil partikel yang dihirup yang benar-benar mencapai paru-paru.
"Salah satu dari dua sumber untuk konsentrasi partikel di udara mengatakan bahwa serat yang diamati terlalu besar untuk dihirup, sehingga jumlah partikel yang benar-benar mencapai paru-paru kita akan jauh lebih kecil daripada angka yang dikutip," kata profesor yang tidak terlibat dalam penelitian itu dikutip dari Malay Mail belum lama ini.
Penulis pun mengakui perlu lebih banyak penelitian untuk lebih memahami berapa banyak partikel mikro yang mencapai paru-paru dan lambung. Mereka pun memerlukan tindakan lebih lanjut untuk mengetahui secara pasti bahaya yang ditimbulkan.
Menyiapkan sarjana di bidang manajemen yang mampu mengelola perusahaan dalam proses pemasaran, sumber daya manusia serta mampu menyelesaikan masalah perusahaan.
Menyiapkan sarjana dalam bidang teknik yang mampu menguasai dan menyelesaikan masalah dengan komputer dan berperan sebagai pembuat perangkat lunak komputer
Menyiapkan sarjana yang mampu mencari, mengolah, menulis dan menyampaikan berita secara efektif melalui media massa yang sesuai dengan kode etik jurnalistik
Menyiapkan Sarjana dalam bidang Sastra Inggris yang mampu mengembangkan lembaga kerja yang menggunakan komunikasi lisan dan tulisan dalam Bahasa Inggris