Pancasila Jadi Benteng Hadapi Bahaya Ideologi Lain
unpi/kemlu • Selasa, 11 Juni 2019 11:06 Wib
Sumber Foto : Gilang Networks
UNPI-CIANJUR.AC.ID - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan bahwa bangsa Indonesia dianugerahi Pancasila yang menjadi pemandu dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
"Yang menjadi benteng untuk menghadapi bahaya ideologi-ideologi lain. Yang jadi rumah bersama bagi seluruh komponen bangsa," ujar Presiden Jokowi, beberapa waktu lalu.
Sebagai sebuah negara besar dan majemuk, lanjut Presiden, sejarah telah menunjukkan bahwa Indonesia adalah bangsa besar yang selalu mampu menghadapi masa-masa sulit, bahkan semakin kokoh bersatu dalam menghadapi tantangan-tantangan.
"Tujuh puluh empat tahun perjalanan Republik Indonesia, telah membuat bangsa kita menjadi bangsa yang dewasa dan matang. Tujuh puluh empat tahun yang penuh dinamika, naik dan turun. Tetapi kita bisa mengelolanya, mampu mengelolanya, dan semakin memperkokoh persatuan kita," tambah Presiden, dilansir laman resmi Kementerian Luar Negeri Indonesia.
Proses demokrasi, menurut Kepala Negara, telah berhasil dikelola dengan baik, dari periode ke periode waktu. Ia menegaskan bahwa konstitusi selalu dipegang teguh oleh bangsa Indonesia dan nilai-nilai Pancasila adalah pemandunya yang menjadi rumah bersama sebagai bangsa.
"Setiap tantangan yang mengganggu persatuan bangsa dan mengganggu Pancasila, harus menambah kedewasaan kita. Semakin dewasa dalam berdemokrasi. Dan semakin strategis dalam melangkah untuk kemajuan bangsa. Dan semakin dewasa dalam menjaga persatuan dan ketenteraman kita," tegas Kepala Negara.
Pemandunya, menurut Presiden, adalah nilai-nilai luhur Pancasila, yang berketuhanan, berkeadilan sosial, berpersatuan, berkerakyatan, dan berkeadilan sosial.
"Kita paham bahwa perjuangan untuk menjunjung tinggi nilai-nilai tersebut tidaklah mudah. Tantangan internasional semakin berat. Keterbukaan dan persaingan yang semakin tinggi," tutur Presiden ke-7 Republik Indonesia (RI).
Perkembangan teknologi, khususnya teknologi informasi, lanjut Presiden, juga menjadi tantangan berat karena semakin memberi ruang kepada berita bohong, bahkan hujatan dan fitnah.
"Beberapa permasalahan dalam negeri, seperti kemiskinan dan ketimpangan juga masih menjadi tantangan serius kita," ujarnya.
Pada kesempatan tersebut, Presiden mengajak untuk terus optimis dan yakin telah berada pada jalur yang benar. Hal itu dikarenakan menurut Presiden, Pemerintah telah membangun infrastruktur yang mempersatukan bangsa dan berhasil menurunkan angka kemiskinan.
"Kita telah berhasil menurunkan ketimpangan. Dan kita berhasil menjaga pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan peluang kerja di tengah ekonomi dunia yang sedang bergejolak," ujarnya.
Pembangunan sumber daya manusia menurut Presiden, akan memperoleh perhatian lebih dari yang lainnya. Ia menambahkan bahwa Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten dalam mensejahterakan masyarakat, yang berakhlak mulia dan berpancasila, akan membawa Indonesia menjadi negara yang dicita-citakan oleh para founding fathers.
Oleh karena itu, pemerintah sangat mengharapkan peran serta dan dukungan semua komponen bangsa. "Dari para ulama dan para tokoh agama. Dari sekolah, dari madrasah, dari pesantren, sampai perguruan tinggi. Dan dari budayawan, para budayawan dan profesional untuk ikut serta dalam akselerasi pembanguman SDM ini," jelasnya.
"Untuk saling toleran, hidup ruÄ·un, gotong royong, serta melawan paham-paham antipancasila, dan bahaya terorisme serta separatisme yang bisa mengancam persatuan bangsa kita, Indonesia," pungkas Presiden.