Bappenas: Pemindahan Ibu Kota Negara RI masuk RPJMN 2020-2024
unpi/antaranews • Jumat, 10 Mei 2019 11:06 Wib
Sumber Foto : bappenas.go.id
UNPI-CIANJUR.AC.ID - Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro menyatakan bahwa rencana pemindahan Ibu Kota Negara RI ke lokasi yang baru sudah masuk ke dalam rancangan teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.
"Masalah pemindahan ibu kota ke lokasi baru ini sudah masuk ke dalam RPJMN 2020-2024, nanti ketika sudah jelas kapan dimulai pelaksanaannya, tentunya akan kita lakukan penyesuaian pada RKP di tahun yang bersangkutan. Tapi yang pasti sudah masuk RPJMN untuk lima tahun mendatang," ujar Bambang.
Masalah pemidahan ibu kota ini sudah menjadi bagian dari strategi jangka panjang. Tujuan utamanya sekali lagi untuk mengurangi beban Jakarta dan menjadikan Jakarta sebagai kota bisnis, keuangan dan ekonomi yang berskala regional dan internasional, jelasnya, dilansir Antaranews.
Bambang menambahkan, "Kedua, memberikan kesempatan kepada daerah di luar Jawa untuk bisa berkembang lebih cepat, sehingga pemerataan antara Jawa dan luar Jawa yang saat ini cukup tajam bisa diatasi."
Bambang juga mengatakan bahwa pemerintah sudah belajar dari kesalahan, kekurangan yang saat ini dialami dalam mengelola kota di manapun di wilayah Indonesia, termasuk juga mempelajari keberhasilan dan kegagalan pemindahan ibukota di berbagai negara yang jumlahnya cukup banyak.
"Jadi belajar dari keberhasilan dan kegagalan itu, tentunya kita akan mencari upaya yang terbaik sehingga proses pemindahan ini akan memberikan manfaat kepada aspek ekonomi dan sosial," tuturnya.
Pemerintah telah memilih untuk membangun ibu kota baru pemerintahan di luar Pulau Jawa mengingat beban di DKI Jakarta yang semakin bertambah, karena harus berperan sebagai pusat pemerintahan sekaligus pusat ekonomi dan bisnis.
Beban peran ganda itu membuat pusat mobilitas penduduk berhilir ke DKI Jakarta yang menyebabkan ketimpangan antara kemampuan sistem transportasi untuk memenuhi permintaan konektivitas seluruh penduduk di Jakarta dan semua kota penyangga Jakarta.
Sebelumnya Bambang Brodjonegoro mengungkapkan estimasi biaya yang diperlukan untuk pembangunan ibu kota baru seluas 40.000 hektare di luar Pulau Jawa sekitar Rp466 triliun.
Menyiapkan sarjana di bidang manajemen yang mampu mengelola perusahaan dalam proses pemasaran, sumber daya manusia serta mampu menyelesaikan masalah perusahaan.
Menyiapkan sarjana dalam bidang teknik yang mampu menguasai dan menyelesaikan masalah dengan komputer dan berperan sebagai pembuat perangkat lunak komputer
Menyiapkan sarjana yang mampu mencari, mengolah, menulis dan menyampaikan berita secara efektif melalui media massa yang sesuai dengan kode etik jurnalistik
Menyiapkan Sarjana dalam bidang Sastra Inggris yang mampu mengembangkan lembaga kerja yang menggunakan komunikasi lisan dan tulisan dalam Bahasa Inggris