UNPI-CIANJUR.AC.ID - Era Revolusi Industri 4.0 menuntut mahasiswa menguasai literasi data. Oleh karena itu diperlukan mata kuliah baru yang bisa mengajari mahasiswa tentang literasi berbasis teknologi tersebut.
Perguruan tinggi memang perlu melakukan berbagai program yang dapat mempersiapkan para mahasiswa dan lulusannya untuk berkiprah di era digital dan dapat memperoleh manfaat dari era masa kini tersebut. Dunia bisnis dan industri akan semakin banyak menggunakan teknologi otomasi, serba komputer, daring dan serba mesin yang diintegrasikan dengan teknologi kecerdasan buatan, menurut Plh Rektor Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Intan Ahmad.
"Maka kita perlu merespon era revolusi industri tersebut dengan sistem pendidikan yang menjawab tantangan masa kini dan bukan masa lampau," katanya, dilansir Okezone.
Dia menjelaskan, selain literasi bahasa Inggris maka literasi data dan teknologi adalah kemampuan yang tidak bisa dinafikan bagi generasi muda. Sebab, jelasnya, jika kita memahami data maka mereka pun akan mampu membaca dan menggunakan data tersebut untuk kehidupan.
"Kita ingin agar mahasiswa lebih siap menghadapi revolusi industri 4.0 ini. Ekonomi digital yang berubah cepat. Tentu hal lain seperti kreativitas, kolaborasi, cara berpikir tingkat tinggi kita kembangkan terus karena itu adalah kunci sukses," katanya.
Sementara Menristekdikti Mohamad Nasir mengatakan memasuki era revolusi industri 4.0, era disrupsi teknologi, diperkirakan 75-375 juta orang di dunia akan beralih profesi, dan akan muncul profesi baru karena dampak pertumbuhan teknologi yang begitu cepat. Hal ini membuat perguruan tinggi dituntut untuk siap menghadapi perubahan teknologi.
"Mau tidak mau, suka atau tidak suka, teknologi akan hadir dalam kehidupan kita," katanya. Nasir pun meminta pimpinan perguruan tinggi untuk terus meningkatkan kualitas dosen agar memiliki kompetensi inti yang akan dibutuhkan pada revolusi industri 4.0.
Lulusan perguruan tinggi sangat bergantung dengan kualitas sistem pembelajaran di kampus dan kualitas dosen yang mengampu mata kuliah. Sebab, realitasnya adalah di era perkembangan teknologi saat ini masih banyak lulusan tidak memiliki kompetensi sesuai dengan apa yang diambil dalam bidangnya, tambahnya.
Menghadapi tantangan tersebut Kemenristekdiki bersama perguruan tinggi harus mereformasi penyelenggaraan pendidikan tinggi. Seperti deregulasi, penyediaan pendidikan yang fleksibel dan berorientasi pada mahasiswa serta pangsa pasar, penajaman kurikulum, orientasi pada keterampilan yang teruji dan berdaya saing.
Selain itu juga pengembangan bidang ilmu strategis, revitalisasi kelembagaan, kemampuan pendidikan tinggi untuk menghasilkan riset dan inovasi yang kompetitif, sampai pada peningkatan keskolaran, kreativitas dan kegiatan entrepreneurial.