UNPI-CIANJUR.AC.ID - Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI menyatakan banyak pihak mencoba meretas situs basis data pemilih, dalam Pemilu 2019 milik KPU RI.
"Saya pikir enggak perlu saya sebut nama negaranya, kecuali kita sudah tangkap baru boleh disebut. Tetapi enggak usah disebut lah negaranya," kata Ketua KPU RI Arief Budiman.
Menurut Arief, serangan hacker datang terus menerus, dan dari berbagai pihak baik dalam maupun luar negeri.
"Kalau nyerang ke web kita itu memang ada terus, dan itu bisa datang dari mana-mana, dilihat dari IP address-nya itu datang dari dalam negeri dan luar negeri," ungkapnya, dilansir Infopublik.
Arief membantah kabar yang menyebut peretas berasal dari dua negara, yakni China dan Rusia.
"Jadi tidak seperti diberitakan itu bahwa yang ngehack pasti dari situ. Tetapi dari IP address bisa datang dari mana-mana. Cuma orangnya siapa kita tidak tahu," paparnya.
Arief enggan menyebut intensitas hacker menyerang web KPU.
"Macam-macam bentuk hack, ada yang deface saja. Saya enggak jawab itu deh pertama saya bukan ahli informasi dan teknologi, kedua ada hal-hal yang harus ditindaklanjuti nanti kalau sudah terbukti ditangkap baru ketahuan," tambahnya.
Menyiapkan sarjana di bidang manajemen yang mampu mengelola perusahaan dalam proses pemasaran, sumber daya manusia serta mampu menyelesaikan masalah perusahaan.
Menyiapkan sarjana dalam bidang teknik yang mampu menguasai dan menyelesaikan masalah dengan komputer dan berperan sebagai pembuat perangkat lunak komputer
Menyiapkan sarjana yang mampu mencari, mengolah, menulis dan menyampaikan berita secara efektif melalui media massa yang sesuai dengan kode etik jurnalistik
Menyiapkan Sarjana dalam bidang Sastra Inggris yang mampu mengembangkan lembaga kerja yang menggunakan komunikasi lisan dan tulisan dalam Bahasa Inggris