Menhan: Radikalisme dan Ekstremisme, Ancaman Paling Menakutkan
unpi/voa • Senin, 04 Maret 2019 10:00 Wib
Sumber Foto : gilangnetworks
UNPI-CIANJUR.AC.ID - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menjelaskan dari tiga jenis ancaman yang kini dihadapi, ancaman paling menakutkan adalah radikalisme dan ekstremisme. Ia merujuk pada cara pandang yang dapat mendorong seseorang nekat melakukan serangan bunuh diri, sebagaimana terjadi di Surabaya tahun lalu.
Hal tersebut diungkapkan dalam pemaparannya di depan lembaga kajian Majelis Permusyawaratan Rakyat di Gedung DPR/MPR di jakarta, Rabu (27/2).
"Harimau itu paling buas dan tidak pernah gigit anaknya sampai luka, apalagi membunuh. Nah ini manusia. Kalau dibiarkan berlarut-larut ini berbahaya karena sudah masuk mulai dari sekolah dasar paham-paham itu. Sangat mengerikan," ujar Ryamizard, dilansir VOA.
Jenis ancaman lainnya adalah ancaman nyata, seperti teroris, bencana alam, pemberontakan pelanggaran perbatasan, narkoba, kejahatan siber, dan kegiatan intelijen.
Sementara ancaman yang belum nyata, yakni perang terbuka antar negara, kini semakin tidak diminati. Sebab itu Ryamizard meyakini tidak bakal muncul perang antar negara di kawasan Asia Tenggara. Alasannya, negara-negara di kawasan kini mengutamakan prinsip dialog ketimbang kekerasan bersenjata dalam menyelesaikan perselisihan atau sengketa.
Ryamizard menambahkan alat utama sistem pertahanan dan kekuatan militer harus dikerahkan menghadapi ancaman yang nyata. Sedangkan untuk ancaman belum nyata cukup meningkatkan kewaspadaan.
Untuk mengatasi paham radikalisme, ekstremisme, dan terorisme, Ryamizard mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi dan bekerjasama dengan Kementerian Pendidikan untuk mengajarkan para pelajar mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi mengenai pentingnya bela negara, patriotisme, dan nasionalisme.
Sementara untuk menghadapi ancaman terorisme lintas negara, Ryamizard mengatakan lembaganya juga sudah bekerjasama dengan Malaysia dan Filipina, di mana perairan di perbatasan ketiga negara tersebut menjadi wilayah operasi kelompok Abu Sayyaf.
Menyiapkan sarjana di bidang manajemen yang mampu mengelola perusahaan dalam proses pemasaran, sumber daya manusia serta mampu menyelesaikan masalah perusahaan.
Menyiapkan sarjana dalam bidang teknik yang mampu menguasai dan menyelesaikan masalah dengan komputer dan berperan sebagai pembuat perangkat lunak komputer
Menyiapkan sarjana yang mampu mencari, mengolah, menulis dan menyampaikan berita secara efektif melalui media massa yang sesuai dengan kode etik jurnalistik
Menyiapkan Sarjana dalam bidang Sastra Inggris yang mampu mengembangkan lembaga kerja yang menggunakan komunikasi lisan dan tulisan dalam Bahasa Inggris