UNPI-CIANJUR.AC.ID - Apa kunci mempertahankan umur panjang hingga 90 tahun? Beberapa menjawab bahwa gaya hidup punya pengaruh paling banyak. Mulai dari pola makan sehat hingga menjauhi rokok dan alkohol.
Tak ada yang salah dari jawaban-jawaban itu. Namun, studi anyar menemukan faktor baru yang memengaruhi usia seseorang.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal kesehatan BMJ menyebut, tinggi dan berat badan berpengaruh pada panjang usia seseorang, terlebih wanita. Studi menyebut, wanita yang memiliki tubuh ideal pada usia 20-an lebih mungkin berumur panjang hingga 90 tahun.
Mengutip Eurekalert, para peneliti menganalisis data dari Netherlands Cohort Study (NLCS). Dari sana, peneliti meninjau data pria dan wanita saat usia mereka menginjak 20 tahun pada tahun 1986 silam.
Sebanyak 3.646 pria dan 4.161 wanita berusia 68-70 tahun memberikan informasi rinci mengenai berat dan tinggi badan mereka pada usia 20 tahun. Mereka juga diminta untuk memberikan keterangan mengenai aktivitas fisik yang biasa dilakukan di waktu senggang.
Aktivitas fisik yang diteliti tak hanya seputar kegiatan olahraga reguler, tapi juga berkebun, jalan-jalan, dan bersepeda ke tempat bekerja.
Peneliti kemudian memantau partisipan hingga usia mereka menginjak 90 tahun atau bahkan meninggal dunia. Hasilnya, sekitar 433 pria (16,7 persen) dan 944 wanita (34,4 persen) bertahan hingga usia 90 tahun, dilansir CNNIndonesia.
Wanita yang diketahui masih hidup rata-rata memiliki tinggi dan berat badan ideal di awal penelitian. Wanita dengan tinggi badan 175 sentimeter punya peluang lebih besar 31 persen mencapai usia 90 tahun dibanding mereka yang hanya mencapai 160 sentimeter.
Temuan yang berbeda tampak pada pria. Dalam penelitian ini, lama usia pria tidak dikaitkan dengan ukuran badan, melainkan aktivitas fisik. Pria yang mencatat waktu aktivitas fisik selama 90 menit dalam sehari, 39 persen lebih mungkin mencapai usia 90 tahun daripada mereka yang beraktivitas fisik kurang dari 30 menit.
Namun, peneliti tak dapat menemukan dan membuktikan korelasi antara keduanya. "Ini adalah penelitian observasional," ujar para peneliti. Selain itu, informasi tentang ukuran tubuh dan aktivitas fisik yang didapat para peneliti pun bersifat sukarela diberikan oleh para partisipan.
Kendati demikian, ahli epidemi dari University of Bristol, Inggris, David Carslake, mengapresiasi hasil penelitian tersebut. Mengutip CNN, dari penelitian itu, kata Carslake, kita dapat membedakan kesehatan pria dan wanita dilihat dari segi indeks massa tubuh, tinggi badan, dan aktivitas fisik.
"Sekarang sangat jelas bahwa kelebihan berat badan, obesitas, dan gaya hidup sedenter berbahaya untuk kesehatan," kata Carslake.