Pertama di Dunia, Ilmuwan RI Teliti Dampak Geoengineering Radiasi Matahari
Unpi/ITS/Okezone • Jumat, 21 Desember 2018 10:20 Wib
Sumber Foto : gilangnetworks
UNPI-CIANJUR.AC.ID - Penelitian mengenai Solar Radiation Management (SRM) atau solar geoengineering sedang gencar dilakukan oleh ilmuwan di beberapa negara maju di dunia.
Namun, dampak dari SRM tersebut masih belum diteliti secara serius. Berlatar hal itu, salah satu ilmuwan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Heri Kuswanto akan menjadi salah satu peneliti pertama di dunia yang melakukan penelitian dampak SRM Geoengineering tersebut.
Ketua Progam Pascasarjana Departemen Statistika ITS tersebut menjelaskan, proyek ini bertujuan untuk mempelajari dampak dari SRM. Aspeknya meliputi perubahan suhu dan curah hujan yang ekstrim. Lebih khusus dari itu, proyek ini akan menyelidiki bagaimana temperatur dan curah hujan akan berubah setelah penerapan SRM di masa yang akan datang.
"Tim kami akan mengkaji juga mengenai Heat Stress Index (Indeks Tekanan Panas), yaitu batas kemampuan makhluk hidup tertentu dalam menerima tekanan akibat daripada cuaca yang panas," paparnya seperti dikutip laman ITS.
Tim dari Indonesia yang diketuai Heri tersebut beranggotakan dua dosen muda dari Universitas Internasional Semen Indonesia (UISI) yang juga alumni ITS dan satu orang peneliti dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Untuk diketahui, SRM sendiri ialah ide yang sangat kontroversial dengan melakukan pemantulan terhadap sebagian sinar matahari agar menjauhi bumi, untuk mengurangi risiko perubahan iklim di bumi. SRM dilakukan dengan cara melakukan bloking terhadap sejumlah sinar matahari untuk mendinginkan bumi, contohnya dengan menyemprotkan partikel-partikel pemantul di atmosfer.
Sayangnya, menurut Heri, hal tersebut masih memiliki potensi yang dapat membahayakan. "Jika ini bisa dilakukan secara aman, teknologi ini akan menjadi cara yang cepat untuk mengurangi beberapa risiko perubahan iklim yang sedang dihadapi dunia ini, di mana dunia sedang berusaha melakukan pengurangan emisi gas rumah kaca."
Heri mengatakan bahwa ia sangat bangga karena proyek yang dikerjakan timnya ini juga menjadi proyek penelitian yang pertama di Indonesia. "Masih sedikit sekali pengetahuan mengenai SRM di sini (Indonesia) dan saya berharap kita bisa memulai diskusi yang lebih luas mengenai risiko dan keuntungannya."
Salah satu anggota peneliti dari UISI, Doni Setia Pambudi, mengatakan bahwa di Indonesia sangat rentan terhadap perubahan lingkungan yang disebabkan oleh pemanasan global. "Kita perlu memikirkan usaha-usaha lain untuk menanganinya yang salah satunya dengan SRM geoengineering ini, dan saya ingin tahu lebih lanjut tentang dampaknya."
Penelitian yang dilakukan timnya tersebut, menurut Heri, merupakan satu dari delapan proyek yang dianugerahkan oleh Developing World Impact Modelling Analysis for SRM (Decimals) Fund yang dibiayai oleh The World Academy of Science (TWAS) dan UNESCO.
Menyiapkan sarjana di bidang manajemen yang mampu mengelola perusahaan dalam proses pemasaran, sumber daya manusia serta mampu menyelesaikan masalah perusahaan.
Menyiapkan sarjana dalam bidang teknik yang mampu menguasai dan menyelesaikan masalah dengan komputer dan berperan sebagai pembuat perangkat lunak komputer
Menyiapkan sarjana yang mampu mencari, mengolah, menulis dan menyampaikan berita secara efektif melalui media massa yang sesuai dengan kode etik jurnalistik
Menyiapkan Sarjana dalam bidang Sastra Inggris yang mampu mengembangkan lembaga kerja yang menggunakan komunikasi lisan dan tulisan dalam Bahasa Inggris