UNPI-CIANJUR.AC.ID - Pelajar Indonesia kembali menorehkan prestasi internasional dalam Olimpiade Matematika Internasional atau International Mathematical Olympiad (IMO) ke-59 tahun 2018. Sebanyak enam medali, yang terdiri dari satu medali emas dan lima medali perak, berhasil diperoleh Tim Indonesia.
Dengan perolehan ini, Indonesia menempati urutan ke-10 dan mendapatkan prestasi lebih baik melampaui pencapaian negara-negara kuat, seperti Australia (peringkat 11), Inggris (peringkat 12), Jepang (peringkat 13), Kanada (peringkat 16), dan Italia (peringkat 17).
Medali emas untuk Indonesia dalam Olimpiade Matematika Internasional 2018 diraih oleh Gian Cordana Sanjaya (siswa SMAK Petra 1 Surabaya), sementara medali perak diraih oleh Valentino Dante (SMAK 2 Petra Surabaya), Farras Mohammad Hibban Faddila (SMAK Kharisma Bangsa), Kinantan Arya Bagaspati (SMA Taruna Nusantara), Alfian Edgar Tjandra (SMA Kharisma Bangsa), dan Otto Alexander Sutianto (SMAK Penabur Gading Serpong). Prestasi terbaik Indonesia sebelumnya adalah menempati urutan ke-19 pada tahun 2013.
IMO 2018 diselenggarakan di Cluj-Napoca, Rumania, pada 4-14 Juli 2018. Dalam ajang kompetisi itu, para siswa diminta untuk mengerjakan enam soal matematika, masing-masing tiga soal per hari yang harus dikerjakan dalam waktu 4,5 jam.
Soal-soal yang diberikan merupakan soal-soal yang orisinal dengan tipe soal yang belum pernah dikerjakan oleh siswa sebelumnya. Untuk dapat mengerjakannya dituntut kecepatan berpikir, ketenangan mental dan kreativitas yang tinggi.
"Mereka luar biasa, sebuah angin segar. Setelah selama beberapa tahun kita puasa emas, pencapaian kali ini bahkan bisa melejitkan posisi kita sampai ke 10 besar. Mereka layak mendapat apresiasi tertinggi dari negara. Saya berharap ini bisa menjadi inspirasi bagi seluruh rakyat Indonesia," ujar Suharlan, Kepala Subdirektorat Peserta Didik, Direktorat Pembinaan SMA Kemendikbud
Dalam kesempatan yang sama, Dr. Aleams Barra, dosen Institut Teknoogi Bandung (ITB) yang mendampingi mereka mengatakan, selain pelatihan dan pembinaan yang cukup maksimal, ia mengakui bahwa tim yang berangkat kali ini adalah tim yang memang sudah siap. "Secara mental, sikap dan attitude mereka memang terlihat dari awal bahwa mereka siap, baik dari segi fisik atau mental. Sejak karantina pembimbingan, mereka memang sudah merasa sangat bertanggung jawab dengan beban ini," tutur Barra.