UNPI-CIANJUR.AC.ID - Setelah lelah beraktivitas selama sepekan, akhir minggu jadi waktu yang tepat untuk beristirahat dan memulihkan tenaga. Bukan hanya itu, penelitian terbaru bahkan menunjukkan tidur di akhir pekan selama 6-7 jam dapat menurunkan risiko kematian.
Studi terbaru dari Stockholm University, Swedia ini menguji efek kurang tidur pada seseorang selama satu minggu dan akhir pekan yang berisiko dengan tingkat kematian seseorang.
Penelitian yang dipimpin oleh profesor Torbjorn Akerstedt itu mengumpulkan data dari sekitar 43 ribu partisipan selama lebih dari 13 tahun.
Dilansir CNNIndonesia.com, para peneliti menganalisis informasi kesehatan dan kebiasaan tidur partisipan dalam survei medis dan gaya hidup di Swedia yang telah dilakukan sejak 1997. Studi ini juga memperhitungkan faktor lain seperti merokok, meminum alkohol, konsumsi kopi, dan aktivitas fisik.
Hasilnya, penelitian yang diunggah di Wiley Online Library itu mengungkap bahwa tidur pada akhir pekan berpotensi melawan akibat kurang tidur seperti berkembangnya kanker, diabetes dan penyakit jantung. Penurunan risiko penyakit ini otomatis juga menurunkan risiko kematian seseorang.
"Tidur yang panjang di akhir pekan dapat menggantikan tidur yang singkat di hari biasa," tulis para peneliti di bagian kesimpulan studi itu, dikutip dari Independent.
Secara rinci, studi itu mendapati orang yang berusia di bawah 65 tahun dan tidur di bawah lima jam saat akhir pekan memiliki tingkat kematian 52 persen lebih tinggi dibanding mereka yang tidur selama enam atau tujuh jam.
Namun, hasil lainnya yang terbilang mengejutkan adalah tidur melebihi 8 jam dalam semalam secara reguler juga memiliki tingkat risiko kematian yang lebih tinggi.