UNPI-CIANJUR.AC.ID - Sejumlah merek asal Amerika Serikat (AS) mendominasi urutan teratas daftar merek paling bernilai di dunia, seperti Amazon, Apple, Google, Facebook, dan Visa. Sementara itu, dua merek asal Asia memecahkan rekor dengan masuk daftar 10 besar, yakni Samsung dan ICBC.
Berdasarkan laporan global 500 Brand Finance bertajuk 'The Annual Report on the World's Most Valuable Brands 2018', Amazon tercatat menempati urutan pertama dari semula ada di peringkat ketiga. Nilai merek (brand value/BV)Amazon mencapai US$150,81 miliar atau melonjak hingga 42 persen dari nilai tahun lalu sebesar US$106,39 miliar.
Amazon mendepak posisi Google yang semula di peringkat satu, dan kini harus rela bergeser ke peringkat tiga, meski BV Google naik 10 persen menjadi US$120,9 miliar, dari semula US$109,4 miliar, dilansir CNNIndonesia.com.
Apple tetap berada di posisi kedua dengan BV US$146,3 miliar dari semula US$107,1 miliar atau meningkat 37 persen.
Tentu banyak pertanyaan, mengapa Amazon begitu dominan? Dikutip dari visualcapitalist.com, analis menyebutkan Amazon terus meningkatkan kinerja pendapatan dengan cepat, dan ketika kerajaan Jeff Bezos itu meluas, masyarakat sudah sangat akrab dengan dominasi ritel berbasis daring (online) tersebut.
CEO Brand Finance David Haigh memberi pernyataan tentang masa depan merek Amazon. Menurut dia, kekuatan dan nilai dari merek Amazon memberi kewenangan kepada para pemangku kepentingan untuk melanjutkan ekspansi ke sektor dan wilayah baru tanpa henti.
David Haigh mengatakan, "Semua bukti itu menunjukkan bahwa merek Amazon akan melanjutkan perkembangannya."
Bagi Apple, ketergantungan berlebihan pada iPhone membatasi peluang pertumbuhan nilai merek. Sedangkan, investasi Google di luar divisi mesin pencarian tidak dapat menawarkan skala, dampak, atau inovasi seperti yang ditunjukkan oleh bisnis Amazon.
Meski tetap mendominasi daftar merek paling terkenal, ada penurunan yang cukup tajam dari dominasi AS ke merek milik Benua Asia. Merek Samsung asal Korea Selatan menduduki peringkat keempat dengan BV US$92,3 miliar atau melejit hingga 39 persen dari semula US$66,2 miliar. Merek ICBC asal China tak mau kalah dengan menempati urutan buncit 10 besar dengan BV US$59,1 miliar.
Sisanya, merek-merek asal negara lain turut meramaikan jagat merek terkenal, yakni Mercedes-Benz Jerman (US$43,9 miliar,) Toyota Jepang (US$43,7 miliar), dan Shell asal Belanda (US$39,4 miliar).
Setelah itu, merek yang tersisa dalam daftar berada di kisaran US$4 miliar hingga US$25 miliar, terdapat nama-nama terkenal seperti Nestle (US$19,4 miliar), Zara (US$17,5 miliar), dan RBC (US$13,8 miliar). Meskipun bernilai kecil dibandingkan brand value Amazon, merek-merek tersebut menjadi perbincangan menarik hingga level internasional.
Dalam daftar 500 merek ternama, Telkom Indonesia menempati urutan 341 pada 2018, atau naik dari peringkat tahun sebelumnya yakni 386.
Berbeda dengan kapitalisasi pasar atau nilai perusahaan, nilai merek didefinisikan sebagai aset tak berwujud yang berhubungan dengan pemasaran yang menghasilkan manfaat ekonomi untuk suatu merek dalam suatu perusahaan.