UNPI-CIANJUR.AC.ID - Sebagian orang pasti tak asing dengan puasa Senin dan Kamis. Puasa Senin dan Kamis memang termasuk dalam ajaran salah satu agama. Namun, yang melakukan jenis puasa ini tergolong luas dan lintas agama.
Bahkan terdapat diet dengan menganut sistem yang sama yakni, diet 5:2. Diet ini menuntut orang untuk menyediakan dua hari 'puasa' dalam seminggu. Dikutip dari Evening Standard, mereka yang menjalani diet 5:2 dituntut untuk mengurangi asupan kalori hingga separuhnya dalam dua hari diet. Jumlah ini memang begitu kecil karena bagi wanita, kebutuhan kalori per hari mencapai 1.400 sedangkan pria sebanyak 1.900 kalori.
Baik puasa Senin dan Kamis maupun diet 5:2 sama-sama memiliki prinsip serupa dan manfaat untuk kesehatan. Ada empat manfaat yang bisa dipetik dari rutin berpuasa, seperti dilansir CNNIndonesia.com.
1. Makin kurus
Sebuah studi yang dipublikasikan oleh British Journal of Nutrition, partisipan yang menjalani diet 5:2 mengalami penurunan berat badan hingga 5 persen. Sebanyak 27 partisipan dengan obesitas dilihat kemampuan metabolisme lemak dan glukosanya selama diet. Selama puasa, partisipan diminta untuk mengurangi asupan kalorinya hingga 600 kalori.
Sebanyak 20 persen partisipan harus mundur karena tidak kuat menjalankan diet. Sedangkan mereka yang bertahan mampu menjalani diet selama 59 hari dari 73 hari yang ditentukan. Dlaam 59 hari, berat badan mereka turun hingga 5 persen.
2. Mengurangi risiko serangan jantung
Dari penelitian serupa, periset juga menemukan tekanan darah sistolik pada partisipan berkurang hingga 9 persen. Tekanan darah sistolik adalah tekanan yang diterima pembuluh darah saat jantung berdetak. Mereka yang tidak menjalani diet 5:2 justru tekanan darah sistoliknya meningkat hingga 2 persen.
"Penurunan tekanan darah sistolik mengurangi tekanan pada arteri, berpotensi mengurangi potensi serangan jantung dan stroke," sebut universitas dikutip dari Evening Standard.
3. Meningkatkan kemampuan mengingat
Mark mattson, direktur Laboratory of Neurosciences di National Institute of Aging in Baltimore bersama timnya mencoba melihat dampak diet terhadap saraf. Dilansir dari Guardian, satu hal yang mereka temukan ialah diet menyediakan 'bahan bakar' alternatif. Selain itu karena mengakibatkan tekanan oksidatif ringan, diet membuat kemampuan sel saraf untuk memperbaiki kerusakan oksidatif DNA.
Diet juga melindungi otak dari risiko parkinson dan penyakit alzheimer. Diet, khususnya ketogenik, juga mengurangi risiko kejang dan meningkatkan kemampuan belajar dan mengingat.
4. Meningkatkan kemampuan sistem imun
Satu hal lagi yang cukup mengejutkna ialah puasa dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Sebuah riset yang dilakukan oleh tim Longo menyebut puasa pada pasien kanker membuat kadar sel darah putih menurun sementara, tetapi kemudian mengalami peningkatan. Sel darah putih merupakan elemen penting dalam sistem pertahanan tubuh.
Akan tetapi, Nick Priest, dosen biologi dan biokimia Universitas Bath mengingatkan bahwa puasa dalam jangka panjang malah akan menimbulkan infeksi.
"Ini menunjukkan bahwa gejolak masa muda harus ada label peringatan. (Jika menjalani diet 5:2 atau diet Longo) 80 persen efek puasa tidak didapat," katanya dikutip dari The Guardian. Partisipan dalam riset Longo harus menjalani puasa yang ekstrem. Mereka pun tidak berolahraga seperti layaknya diet yang lain.