UNPI-CIANJUR.AC.ID - Ribuan siswa di berbagai penjuru Amerika Serikat membolos untuk ikut serta dalam demonstrasi besar-besaran menuntut pengetatan aturan senjata demi menghindari penembakan massal di sekolah.
Dari Washington hingga Los Angeles, sekitar 2.500 siswa kompak meninggalkan kelasnya mengikuti kampanye Bolos Sekolah Nasional yang dimulai pukul 10.00 sesuai zona waktu masing-masing lokasi pada Rabu (14/3).
Di Washington, ratusan remaja berkumpul di depan Gedung Putih, mengacungkan poster dan spanduk bertuliskan 'Buku Bukan Peluru' dan 'Lindungi Manusia Bukan Senjata' sambil berjalan bersama menuju gedung parlemen, dilansir CNNIndonesia.
Sesampainya di Gedung Capitol, semua serempak mengenang kembali peristiwa penembakan di Marjory Stoneman Douglas di Parkland, Florida, yang menewaskan 17 orang tepat satu bulan lalu.
Sementara itu, di dalam gedung parlemen, Dewan Perwakilan menggelar pemungutan suara dengan hasil akhir 407-10 untuk undang-undang pencegahan kekerasan bersenjata di sekolah.
Rancangan undang-undang itu mencakup aturan untuk meningkatkan keamanan, pemeriksaan kesehatan mental, dan menciptakan sistem pelaporan agar siswa dapat melaporkan ancaman.
Namun, rancangan itu tak mencantumkan aspek kontroversial yang selama ini menjadi tuntutan para siswa, yaitu pengetatan aturan senjata.
Aspek tersebut mencakup pemeriksaan latar belakang saat penjualan senjata, larangan pembelian senjata berat, dan meningkatkan usia minimal untuk jual beli beberapa jenis pistol.
Aksi serupa juga merambah ke sekitar Washington. Dari Maryland, siswa dari Montgomery Blair dikawal oleh mobil polisi menuju stasiun kereta bawah tanah, di mana mereka akan menaiki moda transportasi tersebut menuju Gedung Putih. Aksi juga digelar di Florida. Berpakaian merah, para siswa di Stoneman Douglas datang ke tempat peringatan kematian teman-teman mereka sambil berpelukan dan menangis.
Di New York, para siswa LaGuardia keluar dari kelasnya selama 17 menit, mewakili setiap korban tewas dalam tragedi di Florida.