UNPI-CIANJUR.AC.ID - Pagi ini, nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta bergerak melemah sebesar 35 poin menjadi Rp13.791 dibanding posisi sebelumnya Rp13.756 per dolar AS.
Pergerakan dolar AS yang kembali menguat terhadap mayoritas mata uang di kawasan Asia, termasuk rupiah seiring sikap The Fed yang 'hawkish', menurut analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada. "Sikap 'hawkish' The Fed itu direspon oleh pelaku pasar dengan melepas sebagian aset di mata uang negara berkembang, termasuk Indonesia sehingga rupiah mengalami tekanan."
Di hadapan kongres, The Fed menyampaikan optimismenya terhadap pemulihan ekonomi Amerika Serikat sehingga perlu dilakukan langkah antisipasi dari sisi moneter untuk mencegah overheating ekonomi, yaitu melalui penyesuaian tingkat suku bunga.
Reza menambahkan, sentimen dari dalam negeri, antisipasi terhadap rilis data inflasi periode Februari juga cenderung membuat pelaku pasar menahan diri untuk masuk ke aset denominasi rupiah dan cenderung memilih dolar AS.
Sementara itu, Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra, dikutip Antara, menambahkan, dolar AS terapresiasi terhadap mata uang global setelah Ketua The Fed Jerome Powell menyatakan prospek ekonomi Amerika Serikat tetap cerah. "Pernyataan itu memperkuat kenaikan suku bunga Fed lebih lanjut tahun ini."