UNPI-CIANJUR.AC.ID - Lanskap startup digital di Indonesia diperkirakan terus berkembang di 2018. Startup Report 2017 dari DailySocial memprediksi media, fintech, dan e-commerce, akan jadi sektor paling berkembang ketimbang startup lainnya di tahun ini.
Alasan bahwa media bakal tumbuh subur tak lepas dari tahun politik yakni Pilkada Serentak 2018 dan persiapan Pilpres 2019. Pada periode itu, nilai iklan dinilai akan berlipat sehingga melumasi bisnis media.
Sementara untuk sektor e-commerce, laporan DailySocial memprediksi akan tetap panas meski kompetisi semakin sempit. Pemain-pemain besar dianggap makin dominan, terbukti dari berakhirnya Alfacart dan akuisisi Elevenia oleh Salim Group, seperti dilansir CNN Indonesia.
Sebaliknya, sejumlah e-commerce yang menjual produk spesifik mereka sebut akan bermunculan di tahun ini.
E-commerce Asia Tenggara pada 2017 mencapai US$10,9 miliar dan akan terus tumbuh sampai 2025 sebesar US$88,1 miliar atau yang paling besar di antara layanan digital lainnya seperti transportasi berbasis aplikasi, online travel, atau online media, menurut riset pasar dari Google dan Temasek.
Sementara Statista memperkirakan total penjualan e-commerce di Indonesia pada 2017 mencapai US$7,056 miliar dan berlipat ganda hingga US$16,475 miliar.
Untuk fintech, masyarakat Indonesia dianggap sudah mulai terbiasa dengan produknya. Solusi pembayaran, dompet digital, dan peer-to-peer lending adalah tiga jenis fintech yang akan tetap digandrungi masyarakat.
Ketiga sektor di atas tercermin dari jumlah pendanaan yang terjadi selama 2017. Fintech misalnya, tahun lalu sektor ini tercatat menerima 28 kali pendanaan. Menyusul di bawahnya e-commerce yang membukukan 12 kali pendanaan. Terakhir adalah media yang mendapat 8 kali pendanaan.
Chief Marketing Officer (CMO) GDP Venture, Danny Oei Wirianto, melihat kemungkinan yang sama. Tren startup di Indonesia tahun ini ia perkirakan masih di ketiga bidang itu.
Namun Danny melihat peluang di sektor lain seperti agritech. Danny melihat pertanian dalam negeri belum mengoptimalkan teknologi yang tersedia. "Saat ini kan belum efisien, kita nanem aja masih pakai tangan," ujar Danny. "Kalau enggak (efisien) kita akan sengsara, akibatnya impor terus."
Di samping agritech, ada pula bidang kesehatan, Internet of Things(IoT), dan kecerdasan buatan (AI) yang menurutnya patut diperhatikan. Danny merasa sektor-sektor tersebut masih punya ruang berkembang yang sangat luas di Indonesia.