UNPI-CIANJUR.AC.ID - Monosodium Glutamat (MSG) atau lazim disebut micin atau vetsin dikenal sebagai bahan pelengkap masakan. Namun, selama ini rumah tangga kerap menyisihkan bahkan berusaha untuk tidak menggunakan micin dalam masakannya. Micin dianggap sebagai biang kerok penyakit kanker atau stroke.
Ketua Umum Pergizi Pangan Indonesia, Profresor Hardinsyah, mengatakan, micin justru punya manfaat kesehatan. Pertanyaan berikutnya mungkin soal batasan konsumsi. Ia menjelaskan, pada 1992, Badan Kesehatan Dunia (WHO) sempat menyebut per hari konsumsi maksimal micin sebanyak 5 gram.
Akan tetapi, pada penelitian-penelitian berikutnya, tidak ada temuan perihal batas atas konsumsi micin, ujarnya seperti dilansir CNN Indonesia. "Konsumsi micin dikatakan secukupnya, hingga rasa optimum yang ingin dicapai."
1. Mengurangi konsumsi garam
Rumah tangga kadang menyiasati pengurangan micin dengan memadukan gula dan garam. Perpaduan gula dan garam memang menciptakan rasa gurih pada masakan. Akan tetapi Hardinsyah menjelaskan, micin terdiri dari natrium (12 persen), glutamat (78 persen) dan Air (10 persen). Jumlah natrium atau garam dalam micin tak seberapa dibanding garam dapur yakni sebanyak 36-39 persen.
"Jumlah natrium pada garam dapur itu lebih banyak dari micin. Ini tentu berisiko (timbul penyakit) jika kebanyakan natrium," lanjutnya.
Mereka yang terlalu banyak mengonsumsi natrium berisiko terkena hipertensi, stroke dan penyakit kardiovaskular. Selain itu, mengurangi garam dan diganti dengan micin bisa membuat masakan lebih enak. Hardinsyah memberikan contoh, garam satu bagian dikurangi sebanyak 0,3 bagian, kemudian 0,3 bagian ini diganti dengan micin.
2. Mempercepat waktu cerna makanan
Saat makanan dikonsumsi, pencernaan dimulai saat makanan dikunyah. Glutamat pada micin merangsang produksi saliva sehingga makanan lebih cepat halus saat dikunyah. Kemudian proses ini berlanjut hingga ke lambung dan usus. Menurut Hardinsyah, makan lauk pauk dengan micin lebih mudah dicerna daripada yang tidak.
Selain itu, berdasarkan studi, bagi mereka yang memiliki penyakit gastritis atrofik kronik, micin membantu meningkatkan produksi cairan lambung. Gastritis atrofik terjadi saat antibodi menyerang lapisan lambung sehingga, lapisan lambung menjadi tipis dan kehilangan sebagian atau seluruh sel penghasil asam dan enzim.
"Pada pasien gastritis atrofik ternyata kalau dia diberikan MSG 2-3 miligram per hari, produksi cairan lambung meningkat, pencernaan pun lancar," ujarnya.
3. Meningkatkan selera makan dan kualitas hidup lansia
Berdasarkan penelitian Kenji Toyama dari Universitas Kanagawa, micin mampu meningkatkan asupan gizi karena nafsu makan bertambah. Selain itu, kualitas hidup lansia ini juga meningkat.
Penelitian ini melibatkan 11 lansia di sebuah rumah sakit. Selama dua bulan, mereka diberi bubur dengan tambahan micin sebanyak 0,5 persen. Artikel penelitian pun diterbitkan dalam Biological & Pharmaceutical Bulletin pada 2008.