UNPI-CIANJUR.AC.ID - Nama Aina Gamzatova, 46 tahun, menjadi sorotan publik Rusia setelah resmi menyerahkan dokumen pencalonan diri sebagai kandidat dalam pemilihan presiden 2018 kepada Komisi Pusat Pemilu, Senin (1/1).
Gamzatova, perempuan muslim berusia 46 tahun, akan menjadi salah satu lawan presiden petahana Vladimir Putin. Putin masih membidik kursi nomor satu di Rusia itu pada pemilu 18 Maret mendatang.
Juru bicara Gamzatova, Gurizada Kamalova, dikutip kantor berita TASS, mengatakan, "Prosedur pengajuan dokumen telah selesai. Semuanya lancar, dia (Gamzatova) secara pribadi yang menyerahkan dokumen dan diterima oleh anggota kelompok kerja komisi pemilu, Yevgeny Shevchenko."
Gamzatova, jurnalis sekaligus pemimpin sebuah media Muslim terbesar di Rusia, Islam.ru. Istri dari kepala mufti di wilayah Dagestan itu dinominasikan sebagai capres oleh 542 warga wilayah berpenduduk mayoritas muslim di Rusia itu pada akhir 2017 lalu.
Sebagai calon independen tanpa dukungan partai apapun, Gamzatova masih harus mengumpulkan sebanyak 300 ribu tanda tangan warga dari seluruh penjuru Rusia agar dapat melenggang dalam persaingan pilpres 2018.
Sampai saat ini capres perempuan pertama itu belum menjelaskan secara rinci visi misinya. Sejauh ini dia hanya mengutarakan bahwa dirinya mengutamakan persatuan dan kohesi nasional. Namun, namanya sudah didukung oleh sejumlah tokoh Islam dan sorotan komunitas Muslim di Rusia.
Menurut pengamat pemilu, Gamzatova diperkirakan mampu meraup mayoritas suara pemilu di Dagestan dan wilayah utara Kaukasus lainnya.
Nama Gamzatova telah menjadi sorotan sejumlah media internasional dan media negara asing termasuk Indonesia.
Namun, sejumlah pihak menganggap Gamzatova tidak memiliki kesempatan sama sekali untuk memenangkan pemilu, walaupun 20 juta Muslim dari sekitar 140 juta warga Rusia diprediksi akan memilihnya.