UNPI-CIANJUR.AC.ID - Di luar imejnya yang melekat dengan bau tak sedap, jengkol baik buat kesehatan karena mengandung protein dan serat yang tinggi, asal tak dikonsumsi berlebihan.
Dalam 100 gram jengkol terdapat 151 kalori, 25,67 gram karbohidrat, 14,19 gram protein, 1,76 gram serat, dan 1,45 gram lemak, menurut dokter spesialis gizi klinik Cindiawaty Pudjiadi. "Dilihat dari data tersebut, kandungan protein dan serat jengkol cukup tinggi, sehingga dapat membantu memenuhi kebutuhan tubuh akan protein dan serat."
Namun, lebih jauh dokter spesialis gizi dari RS Medistra itu mengungkapkan hingga kini, ia tidak menemukan penelitian tentang manfaat jengkol, jadi tidak bisa menjawab mengenai manfaat dari konsumsi jengkol lainnya. "Yang harus hati-hati adalah jengkolism, yang dapat menyebabkan gangguan fungsi ginjal."
Ia menambahkan, hingga saat ini, belum diketahui secara pasti bagaimana proses terjadinya penyakit tersebut. Akan tetapi, kemungkinan disebabkan kandungan kristal asam jengkolat yang berlebihan sehingga menyebabkan penyumbatan di saluran kencing.
Penelitian terhadap manfaat jengkol masih minim. Dikutip dari laporan Hello Sehat beberapa waktu lalu, salah satu percobaan pernah dilakukan pada tikus yang menunjukkan jengkol mampu menurunkan kadar gula darah setelah makan.
Penelitian itu juga menemukan bahwa kelompok tikus yang mengonsumsi jengkol memiliki kelenjar langerhans yang lebih aktif. Kelenjar ini bertanggungjawab dalam menghasilkan hormon insulin dan berbagai hormon yang mengatur gula darah dalam tubuh. Dengan demikian, tak tertutup kemungkinan, jika dilakukan penelitian lebih lanjut, bisa dibuktikan jengkol baik untuk mencegah penyakit diabetes dan mengendalikan gula darah bagi penderita diabetes.
Di luar itu, ada juga anggapan bahwa jengkol mengandung zat antioksidan yang mampu menjaga tubuh dari efek samping radikal bebas yang menyebabkan penyakit jantung dan gangguan metabolik lain.
Salah satu percobaan lain yang juga pernah dilakukan pada tikus menemukan bahwa tikus yang makan jengkol mengalami peningkatan enzim superoxide dismutase, yang berperan penting dalam melindungi dinding lambung dari luka akibat asam lambung. Ditengarai dari sinilah kemudian muncul anggapan jengkol baik untuk menghindari maag atau gangguan pencernaan. Namun, tentu perlu penelitian lebih lanjut untuk memastikannya.
Sementara itu, Ida Gunawan, dokter spesialis gizi dari RS Pondok Indah Puri Indah dan RS Hermina Daan Mogot Jakarta mengatakan ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh seseorang dari makan jengkol.
Di antaranya sebagai sumber tenaga karena kandungan karbohidrat sekitar 60%, zat pembangun jaringan tubuh karena kandungan protein yang ada di dalamnya, baik untuk memperkuat tulang dan gigi karena kandungan kalsiumnya, serta baik juga untuk salah satu bahan makanan sumber zat besi pada anemia.
Namun, di luar itu, juga ada efek negatifnya. Dia mengatakan, adanya kandungan asam jengkolat dalam jengkol yang dapat menyebabkan kristal jengkolat yang lama-lama bisa membuat gangguan pada saluran kencing baik berupa batu bahkan sampai gangguan ginjal.
Lalu, apakah ada batasan jumlah yang dianjurkan atau batas konsumsi jengkol harian? Dr Ida mengatakan hingga kini tak ada datanya, karena efek negatif sangat tergantung dari respons tubuh setiap orang.
Ia mengatakan, "Ada yang makan hanya tiga biji saja sudah bisa bikin gangguan, namun ada yang makan sampai banyak juga tidak masalah." Solusinya, banyak minum air putih. Jika tak keluar juga, berkonsultasi lebih jauh dengan dokter. Beranjak dari hal tersebut, seseorang dianjurkan untuk makan jengkol secukupnya, tak berlebihan.