UNPI-CIANJUR.AC.ID - Korea Utara melakukan uji penembakan rudal balistik jenis baru pada Rabu (29/11) dini hari waktu setempat, yang disebutkan bisa mencapai seluruh daratan Amerika Serikat.
Ini merupakan peluncuran rudal Korea Utara pertama dalam kurun lebih dari dua bulan.
James Mattis, Menteri Pertahanan Amerika Serikat, mengaku telah menjelaskan kepada Presiden Donald Trump perihal peluncuran roket Korut. Presiden Trump tengah melakukan kunjungan ke Kongres, namun sekarang sudah kembali ke Gedung Putih.
Mattis mengatakan, "(Rudal tesebut) melesat lebih tinggi dari peluncuran-peluncuran yang telah mereka lakukan sebelumnya." Korut, sedang membuat 'rudal-rudal balistik yang mengancam semua pihak di dunia'.
Kantor berita Yonhap menyebut rudal diluncurkan dari situs peluncuran Pyongsong, Provinsi Pyongan Selatan, Korut.
Pemerintah Jepang memperkirakan rudal Korea Utara ini terbang selama 50 menit dan jatuh di Laut Jepang.
Pernyataan ini diperkuat oleh Kementerian Pertahanan Amerika Serikat yang menyebutkan rudal menjelajah jarak sejauh 1.000 kilometer ke arah Jepang.
Tes penembakan rudal dilakukan pada pukul 3:30 waktu setempat, menurut para pejabat Amerika.
Pyongyang sudah melakukan beberapa uji penembakan rudal tahun ini, termasuk uji rudal balistik antarbenua yang pertama, di tengah ketegangan yang dipicu oleh program nuklir negara tersebut.
Pyongyang tengah mengembangkan rudal yang bisa menghantam sasaran di tempat-tempat yang jauh, termasuk daratan Amerika Serikat, menurut para analis.
Para pejabat Korea Utara mengklaim bahwa rudal jarak jauh mereka, yang diujicobakan pada bulan Juli, bisa 'mencapai sasaran mana pun di seluruh dunia' namun militer AS menggambarkan rudal ini sebagai rudal jarak menengah.
Uji nuklir terbaru yang dilakukan Pyongyang dilaporkan mencakup bom hidrogen mini yang bisa dipasangkan ke rudal jarak jauh, langkah yang makin memperburuk ketegangan dengan Washington.