UNPI-CIANJUR.AC.ID - Masyarakat Indonesia akan kembali bisa merasakan gerhana matahari total pada 20 April 2023. Pada saatnya nanti, cahaya Matahari untuk Papua dan Timor akan tertutup sepenuhnya oleh Bulan, menurut Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Thomas Djamaluddin.
Selain itu yang terdekat, penduduk di bagian Sumatera dan Kalimantan juga akan mengalami gerhana matahari cincin pada 26 Desember 2019. Menurut peneliti dari pusat ilmu antariksa LAPAN, Rhorom Priyatikanto, Gerhana Hibrida juga diperkirakan akan dialami penduduk Indonesia pada 2049.
Rhorom, kepada CNNIndonesia.com, mengatakan,"Pada tahun 2049 ada gerhana hibrida, yang berarti Gerhana Total terjadi berbarengan dengan Gerhana Cincin."
Amerika terakhir kali mengalami gerhana matahari total di seluruh wilayahnya pada 1918. Saat gerhana matahari total 1979, hanya lima negara bagian di wilayah barat laut yang mengalami kegelapan total sebelum gerhana melayang di atas Kanada.
Hal ini berbeda dari Indonesia yang terakhir kali mengalami gerhana matahari total pada 9 Maret 2016 silam. Hanya butuh beberapa tahun bagi Indonesia untuk menyapa kembali fenomena alam tersebut di 2023.
Sementara itu, Thomas mengatakan, "Karena kita di garis khatulistiwa, jadi probabilitas untuk gerhana melewati khatulistiwa memang lebih tinggi dibanding daerah lintang tinggi seperti Amerika."
Thomas juga menerangkan, gerhana matahari sebenarnya terjadi setiap tahun. Namun bentuknya, apakah cincin, total, atau hibrid, bergantung pada jarak antara Matahari, Bumi dan Bulan. "Gerhana matahari setiap tahun ada tetapi tempatnya [pusatnya] berpindah-pindah."
Menurut pengamatan ahli astronomi, pemandangan gerhana matahari seringkali terjadi di wilayah yang tidak banyak dihuni manusia. Fenomena ini lebih sering terjadi di Pasifik atau kutubnya, demikian Washington Post.