UNPI-CIANJUR.AC.ID - Amerika Serikat dan Korea Utara sama-sama melontarkan ancaman keras terkait ambisi nuklir pemerintahan Kim Jong-un yang bertentangan dengan pandangan masyarakat internasional.
Setelah mendapat laporan bahwa Korut sudah bisa memasangkan hulu ledak nuklir pada rudal balistiknya, Trump mengancam negara terisolasi itu bakal menghadapi 'api dan kemarahan' dari Amerika.
Pyongyang menanggapi dengan tidak tanggung-tanggung menyatakan akan menghantam Guam, wilayah AS di Pasifik, menggunakan rudal balistiknya.
Jika terealisasi, serangan ini bisa menjadi sangat signifikan karena pulau tersebut menjadi salah satu basis operasi militer besar AS di luar daratan utamanya.
Amerika pun mungkin membalas serangan itu dengan persediaan senjata nuklirnya yang telah terpupuk sejak masa perang dingin.
Amerika kemungkinan besar tidak bisa melakukan serangan terukur terhadap fasilitas rudal nuklir Korut. Masalahnya, fasilitas-fasilitas itu tersebar dan disembunyikan di antara pegunungan negara tersebut.
Jika serangan itu tidak menghantam semua persenjataan Korut secara sekaligus, maka 10 juta warga di Seoul, 38 juta warga Tokyo dan puluhan ribu tentara AS di timur laut Asia bisa terancam serangan rudal, baik konvensional maupun nuklir.
Bahkan, jika senjata-senjata itu bisa langsung disapu bersih, Seoul masih bisa luluh lantak karena hujan peluru artileri dari wilayah Korut.
Jeffrey Lewis, direktur program nonproliferasi di Institut Studi Internasional Middlebury, dikutip The Independent, Rabu (9/8), mengatakan, "Bahkan serangan terbatas" oleh Amerika Serikat "bakal berisiko membuat Korea Utara meyakini bahwa ada serangan lanjutan yang lebih besar, dan mereka mungkin memilih untuk menggunakan senjata nuklirnya."
Serangan artileri besar-besaran dari Korut bisa diaktivasi lebih cepat ketimbang aset angkatan laut, udara dan rudal balistik yang bisa mengincar Korsel, Jepang dan pangkalan Amerika di kawasan menggunakan nuklir atau senjata kimia.
Negara-negara tersebut mempunyai sistem pertahanan rudal balistik, tapi hal itu tidak menjamin semua peluru bisa berhasil ditangkal.
Jepang sudah mulai memberi tahu warganya cara-cara merespons serangan rudal dari Korea Utara dan perusahaan-perusahaan AS mulai menjual perlindungan rudal.
Walau masih belum jelas apakah Korea Utara bisa mengincar kota-kota besar di Amerika seperti Denver dan Chicago dengan nuklir, sistem pertahanan AS pun sama-sama belum bisa dipastikan bisa menangkal serangan semacam itu.
Bagaimanapun, AS harus memberi sinyal bagi Korea Utara dan China, sekutu utama Pyongyang, bahwa serangan militer terukur yang mereka lakukan itu terbatas sehingga Korut tidak terpicu membalas dengan nuklir.