UNPI-CIANJUR.AC.ID - Gadget berdampak pada peningkatan prevalensi gangguan visus mata atau tajam penglihatan anak, menurut Direktur Kesehatan Keluarga Kementerian Kesehatan Eni Gustina.
Berdasarkan pemeriksaan pada siswa SD yang dilakukan Kemenkes pada 2016 lalu, di beberapa daerah Indonesia menunjukkan 20-25 persen anak mengalami visus mata.
Eni mengatakan, "Jumlah tersebut meningkat 10 persen dibanding tahun sebelumnya. Karena mata ada kemampuan daya akomodasinya, kalau mata lelah akan berdampak pada visus mata anak."
Tak hanya berpengaruh pada tajam penglihatan anak, hasil penelitian dari Satgas Tumbuh Kembang Anak Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) juga mengungkapkan penggunaan gadget sejak kecil yang paling dominan juga mengakibatkan keterlambatan berbicara (late speech).
Selain itu, penggunaan gadget pada anak sejak dini juga berpengaruh pada gangguan perilaku anak seperti hiperaktif, autisme, dan obesitas karena kurangnya gerak tubuh.
Eni menjelaskan, "Anak banyak ingin tahu, minat, dan lainnya karena tidak ada wadah untuk menaunginya maka anak tersebut berlari ke gadget. Bisa dipengaruhi orang tua yang sibuk dengan gadget, anak-anak tidak mendapat perhatian dan meniru perilaku orang tua."