UNPI-CIANJUR.AC.ID - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan India baru saja melaporkan kasus virus Zika. Temuan itu membuat WHO meminta negara di dunia untuk memperkuat pengawasan agar virus tak menyebar.
WHO mengatakan bahwa Kementerian Kesehatan India telah melaporkan tiga kasus Zika yang sudah dikonfirmasi dari negara bagian Barat Gujarat, seperti dilansir Reuters.
Kasus itu dideteksi saat pengujian pada Februari dan November tahun lalu. Satu kasus lagi terdeteksi pada Januari tahun ini.
Pejabat Kementerian Kesehatan India menyatakan bahwa negara tersebut sudah mengikuti standar yang berlaku dan tak ada yang perlu dikhawatirkan dari masalah ini.
Meski begitu itu, WHO tetap menyarankan agar setiap negara memperketat pengawasan karena virus Zika dapat menyebar dengan cepat.
Dalam situs resminya, WHO menyatakan, "Temuan ini menunjukkan transmisi virus Zika masih rendah dan kasus baru [masih] bisa terjadi di masa depan."
"Virus Zika diketahui beredar di Wilayah Asia Tenggara dan temuan ini tidak mengubah risiko global."
Zika sempat teridentifikasi di Brasil pada 2015 dan telah menyebar secara global. Tahun lalu, virus Zika menyerang Singapura dan Malaysia. Lebih dari 100 kasus ditemui di Singapura. Pemerintah bahkan memperketat pintu masuk perbatasan maupun bandara, terminal, dan pelabuhan.
Zika adalah virus yang berekspansi menggunakan nyamuk sebagai 'kurir'. Menurut Centres for Disease and Prevention, jenis nyamuk yang berperan sebagai pembawa virus itu adalah Aedes aegypti dan Ae aldopictus, seperti dilansir CNN Indonesia.
Namun sebenarnya tak hanya dua spesies nyamuk di atas yang bisa ditumpangi virus Zika. Peneliti menemukan hampir seluruh anggota genus Aedes dan beberapa jenis nyamuk lain juga bisa menjadi 'kurir' untuk Zika.
Virus Zika yang terinfeksi pada wanita hamil dapat membuat bayi lahir dengan mikrosefalus atau cacat fisik, di mana ukuran kepala bayi lebih kecil dibanding normal. Mikrosefalus tidak hanya menghambat pertumbuhan otak, tapi juga perkembangan anak secara umum.