UNPI-CIANJUR.AC.ID - Pada Minggu (31/1/2016) di Jenewa, Swiss, perundingan damai antara pihak bertikai di Suriah (pemerintah dan kelompok oposisi) dimulai. Kelompok oposisi utama Suriah mempertimbangkan proposal dari utusan khusus PBB, dalam pertemuan pertama kemarin.
Selama hampir lima tahun konflik, sekitar 250 ribu orang tewas dan 10 juta lainnya meninggalkan rumah mereka. PBB menargetkan pembicaraan damai selama enam bulan bisa mencapai gencatan senjata di wilayah yang luas, sambil menuju ke solusi politik demi mengakhiri konflik Suriah.
Diskui dengan de Mistura sangat positif dan mencakup isu humanitarian, kata juru bicara HNC, Salim al-Muslat. Utusan khusus PBB akan bertemu dengan delegasi pemerintah Suriah pada hari ini, Senin (1/2/2016).
Seorang diplomat Barat, menurut Reuters, mengatakan, "De Mistura membuat usulan, dan itu membuat mereka ingin ikut dalam negosiasi. Mereka sangat hati-hati."
Delegasi HNC mengatakan, mereka memiliki daftar 3.000 orang perempuan dan anak-anak di penjara pemerintah Suriah dan mencari cara untuk menghentikan serangan ke wilayah sipil, pembebasan tahanan dan penghentian blokade.
Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon, mengatakan bahwa perundingan ini sangat terlambat. "Saya mendesak semua pihak untuk menempatkan warga Suriah sebagai pusat diskusi mereka, dan di atas kepentingan kelompok."
Mempertimbangan pilihan gencatan senjata, koridor kemanusiaan dan pembebasan tahanan, kata Kepala delegasi pemerintah SUriah, Bashar al-Jaafari. Pihaknya mengatakan bahwa itu akan jadi bagian dari hasil perundingan, dan bukan sebelumnya.