UNPI-CIANJUR.AC.ID - Anggota Komisi II DPR RI Budiman Sudjatmiko mengajak perempuan aktif berpolitik mulai dari tingkat desa untuk mempersempit jarak sosial antara perempuan dan kekuasaan dalam sistem demokrasi dengan kultur patriarkal.
Dalam masyarakat patriarkal, perempuan hanya dipercaya untuk mengurus kekuasaan atas orang, uang, dan ruang di lingkup domestik, sementara laki-laki mendapat akses atas kekuasaan yang lebih luas dalam lingkup publik.
Budiman dalam sebuah diskusi berjudul "Women and Politics" yang diadakan di Pusat Kebudayaan AS @america, Jakarta, Selasa malam, mengatakan, "Paradoks ini harus diatasi dengan sistem stem cells dimana keterpinggiran perempuan atau kelompok minoritas lain dalam suatu negara harus diurai dan diobati secara politik mulai dari sel tubuh bangsa yakni desa."
Secara struktural, keterlibatan perempuan dalam sistem politik di desa telah diatur dalam UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.
UU tersebut kemudian didukung dengan peraturan pemerintah dan peraturan menteri yang mengatur kewajiban perempuan untuk hadir dalam musyawarah desa sebagai forum kedaulatan tertinggi untuk menyusun visi pembangunan desa selama enam tahun ke depan.
Dengan regulasi tersebut, masyarakat dipaksa untuk mendengarkan suara perempuan dalam level musyawarah desa agar perempuan punya akses yang sama dengan laki-laki atas kekuasaan publik.
Budiman, seperti dilansir Antara, mengatakan, "Pada kenyataannya memang ada perempuan yang hadir meski masih sebatas formalitas. Untuk itu, perempuan perlu diajak lebih aktif berpolitik dengan mengajarkan mereka berorganisasi dan berdebat."
Dengan mengajari perempuan berorganisasi, menulis, menyampaikan pendapat, dan berdebat, maka perempuan akan lebih berani memperjuangkan kepentingan kelompoknya misalnya terkait alokasi dana desa untuk pemberdayaan perempuan.
Budiman menambahkan, "Keaktifan perempuan dalam berpolitik sangat penting supaya mereka bisa keluar dari rezim macak, manak, masak, atau dapur, sumur, kasur, yang sangat lekat dengan kehidupan perempuan Indonesia selama ini."