UNPI-CIANJUR.AC.ID - Bersepeda, baik sebagai alat transportasi ke tempat kerja atau sebagai kegiatan rekreasi, mungkin membantu mencegah diabetes tipe 2, demikian satu studi yang disiarkan pada Selasa (12/7/2016) di jurnal AS, PLOS Medicine.
Martin Rasmussen dari University of Southern Denmark dan rekannya merekrut 24.623 lelaki dan 27.890 perempuan yang berusia 50 sampai 65 tahun di Denmark, dalam studi tersebut.
mereka membandingkan hubungan antara kebiasaan bersepeda pelaju dan rekreasi yang dilaporkan peserta dan diabetes tipe 2 dengan peristiwa penyakit tersebut diukur di Danish National Diabetes Registry.
Para peneliti itu mendapati bahwa para peserta yang terlibat bersepeda menghadapi kemungkinan lebih kecil untuk terserang diabetes tipe 2, dan resiko terserang penyakit tersebut tampak berkurang dengan waktu lebih lama yang dihabiskan dalam bersepeda per pekan.
Menurut laporan Xinhua, lima tahun setelah mereka pertama kali direkrut, para peserta dihubungkan untuk mengikuti perkembangan dan kebiasaan bersepeda mereka dinilai kembali.
Hasil tersebut memperlihatkan orang yang memiliki kebiasaan bersepeda selama masa itu menghadapi kemungkinan 20 persen lebih kecil untuk terserang diabetes tipe 2 dibandingkan dengan mereka yang tidak bersepeda.
Temuan tersebut mengatakan, bahwa kegiatan bersepeda, dan bahkan memulai bersepeda saat orang yang sudah berusia lanjut, bisa mengurangi resiko diabetes tipe 2, mendukung pengembangan program untuk mendorong kebiasaan bersepeda, kata studi itu.
Rasmussen mengatakan, "Karena bersepeda dapat dimasukkan ke dalam kegiatan setiap hari, itu mungkin menarik buat sebagian besar masyarakat. Ini meliputi orang yang karena kekurangan waktu, tak memiliki sumber untuk terlibat dalam kegiatan fisik."
Jenna Panter dan David Ogilvie dari University of Cambridge, dalam satu artikel yang menyertai studi itu, menyerukan kegiatan kesehatan masyarakat untuk mendukung campur tangan penilaian yang dirancang untuk meningkatkan kebiasaan kegiatan fisik di dalam masyarakat.
Kedua ilmuwan tersebut menulis, "Masa depan pencegahan diabetes tampaknya tergantung atas pengesahan tindakan kesehatan masyarakat yang lebih ambisius, inovatif, dan radikal, dan bukan sekedar terus melakukan metoda pencegahan lemah yang ada dengan intensitas yang lebih besar."