Pentingnya Perencanaan Karier buat Mahasiswa
unpi/kompas.com • Kamis, 14 Oktober 2021 20:00 Wib
Sumber Foto :
UNPI-CIANJUR.AC.ID - Melakukan perencanaan karier sejak dini menjadi hal penting yang perlu dilakukan mahasiswa untuk menyiapkan masa depannya. Di samping fokus melakukan kegiatan akademis, perencanaan karier juga menjadi penting agar nantinya setelah lulus mereka tidak mengalami kebingungan harus melakukan apa.
Tidak adanya perencanaan dan tujuan karier yang jelas, menurut Founder dan CEO Psytalk Lestri Kusumah, bisa memunculkan beberapa dampak negatif, bahkan bisa membuat seseorang mengalami quarter life crisis. Quarter life crisis merupakan istilah yang merujuk pada keadaan emosional
seperti kekhawatiran, keraguan, dan kebingungan untuk menentukan arah hidup yang biasanya terjadi pada rentan usia antara 20 hingga
30 tahun. "Meskipun hampir semua orang mengalami quarter life crisis, namun dengan adanya perencanaan karier yang jelas sejak awal setidaknya hal itu bisa tercegah dengan baik," kata dia melansir laman Unair, Kamis (14/10/2021).
Dampak negatif tidak punya perencanaan karier Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu. Daftarkan email Lestri menyebutkan, ada lima dampak negatif ketika seseorang tidak memiliki perencanaan karir yang baik dalam hidupnya.
Pertama, seseorang akan mengalami kebingungan harus melakukan apa usai melakukan perayaan kelulusan.
Terlebih lagi, tidak semua mahasiswa merasa jurusan kuliah yang diambil adalah sesuai dengan passion-nya.
Kebingungan tersebut akhirnya bisa memunculkan rasa cemas (anxiety). Kecemasan yang dimaksud adalah
dia cemas apakah pekerjaan yang diambil saat ini cocok dengan dirinya atau tidak, jenjang karir kedepannya
nanti bagus atau bahkan sebaliknya," ucap dia.
Kedua, terjadinya pilihan untuk menyerah (give up). Menurut dia, ketika seseorang merasa tidak nyaman dan memiliki tekanan tersendiri saat menjalankan pekerjaan, maka dia akan mudah untuk menyerah.
Ketiga, kondisi itu bisa berakibat pada kesehatan mental dan terjadi burnout atau kondisi stress yang berlarut-larut dan hilangnya motivasi
di dalam dirinya."Nah, yang bahaya setelah burnout ini adalah dia akan resign dari pekerjaannya. Lalu setelah itu dia akan kebingungan lagi
harus ngapain, tidak ada lagi motivasi di dalam dirinya, yang ada justru stres," sebut dia.
Cara menentukan pilihan karier Untuk mencegah beberapa dampak negatif, Lestri menuturkan, ada dua cara yang bisa dilakukan untuk menentukan karier apa yang cocok dan menjadi tujuan ke depannya.
Pertama, seseorang harus mengetahui apa yang dia mau atau inginkan. Keinginan tersebut, menurut dia, sifatnya adalah dinamis sehingga
seiring berjalannya waktu bisa berubah-ubah. Setelah mengetahui apa yang kita inginkan, langkah selanjutnya adalah melakukan apa yang kita mampu. Artinya, kita bisa mengikuti magang, volunteer, atau bahkan tes minat dan bakat untuk mempersiapkan diri sebelum meraih tujuan
di awal tadi.
"Dengan melakukan magang dan kegiatan serupa, kalian bisa memahami oh ternyata dunia ini memang sesuai dengan passion atau tidak.
Setelah menemukan passion, maka kalian akan dengan mudah menyusun perencana karier yang tepat," tuturnya sambil mengakhiri.