UNPI-CIANJUR.AC.ID - Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) dan perhimpunan lima organisasi profesi mendorong pemerintah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) ketat di Pulau Jawa minimal dua minggu.
Adapun perhimpunan organisasi dokter-dokter spesialis ini terdiri dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (Perdatin), dan Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler Indonesia (Perki).
"Mendorong dan merekomendasikan agar pemerintah pusat memberlakukan PSBB ketat serentak terutama di Pulau Jawa minimal dua minggu," ujar Ketua Tim Mitigasi PB IDI, Adib Khumaidi, dalam konferensi pers virtual, Minggu (27/6/2021).
Rekomendasi kebijakan tersebut diberikan dengan mempertimbangkan lonjakan kasus positif Covid-19 dan antisipasi agar fasilitas kesehatan tidak kolaps. Mereka tidak ingin sistem kesehatan Indonesia menjadi kolaps.
Selain itu didorong juga pemerintah atau pihak yang berwenang memastikan implementasi serta penerapan PSBB yang maksimal, melakukan percepatan dan memastikan vaksinasi untuk semua target populasi termasuk untuk anak dan remaja dan tercapai sesuai target, bila mungkin vaksinasi lebih 2 juta per hari, juga memperluas tempat pelayanan vaksinasi.
"Melakukan tracing dan testing yang masif agar kasus ditemukan sedini mungkin, termasuk untuk anak dan remaja. Angka positivity rate dan jumlah tracing per 1.000 orang per minggu sesuai dengan standar WHO dijadikan kinerja setiap kepala daerah," ucap dia.
Rekomendasi kelima agar masyarakat termasuk anak-anak selalu dan tetap memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, tidak berpergian jika tidak mendesak, menjaga kesehatan, dan menjalankan protokol kesehatan lainnya.
Adib mengatakan kasus Covid-19 meningkat tajam. Pada Kamis (17/6) ada 12.624 kasus dan meningkat di atas 20.000 kasus pada Sabtu (26/6). Jika dibandingkan dengan data Sabtu (15/5), terang dia, terjadi peningkatan kasus pada 17 Juni 2021 sekitar lebih dari 500%.
"Bed Occupancy Rate (BOR) untuk ruang isolasi dan ICU di atas 90%. Setidaknya lebih dari 24 kabupaten/kota melaporkan keterisian ruang isolasinya di atas 90%. BOR untuk ICU dari berbagai RS mendekati angka 100%," kata Adib.
Ia menilai kondisi saat ini sudah sangat memprihatinkan. Hal itu juga terlihat dengan penumpukan pasien dan antrean panjang di banyak instalasi gawat darurat (IGD) di rumah sakit di kota besar.
"Kondisi semakin memprihatinkan dengan bertambahnya kasus pada dokter, perawat, dan tenaga kesehatan lainnya terkonfirmasi positif Covid-19 sehingga perlu menjalani perawatan atau isolasi mandiri," jelas dia.
Adib mengungkapkan pada hari ini ada empat dokter yang meninggal dunia akibat Covid-19. Jumlah itu membuat total dokter yang gugur sejauh ini mencapai 405 orang.
Selain 405 itu, masih ada ratusan dokter yang harus menjalani perawatan dan isolasi akibat terinfeksi Covid-19.
"Sebagai gambaran di satu kota di Jawa Tengah total 583 yang terpapar. Yang saat ini dirawat dan isolasi ada 231. Kemudian di Yogya ada 163 dokter yang terpapar. Kemudian di Surabaya ada lebih dari 100, dengan kondisi khususnya di Surabaya ada lima yang kritis," urai dia.
Sebelumnya, pemerintah mengambil kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM mikro guna menghadapi lonjakan kasus Covid-19. Langkah ini pun mendapat kritik dari sejumlah pihak karena dinilai tidak efektif dalam mencegah penularan virus corona yang semakin melonjak.