Kemenkes Sebut Corona Varian E484K (Eek) Tak Pengaruhi Kemanjuran Vaksin
unpi/cnnindonesia • Kamis, 08 April 2021 10:19 Wib
Sumber Foto : council of eurofe
UNPI-CIANJUR.AC.ID - Juru Bicara Vaksinasi dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi menyatakan sejauh ini mutasi virus SARS-CoV-2 varian E484K alias 'Eek' tidak mempengaruhi efikasi alias kemanjuran vaksin virus corona.
Nadia meyakini vaksin covid-19 yang digunakan saat ini di Indonesia, yakni Sinovac dan AstraZeneca masih cukup efektif dalam merangsang sistem imunitas untuk membuat zat kekebalan tubuh alias antibodi guna melawan antigen virus.
"Tidak [pengaruh efikasi] karena ini single mutasi ya," kata Nadia.
Nadia menjelaskan mutasi E484K ini tidak akan memberikan pengaruh mengkhawatirkan apabila ia berdiri sendiri. Namun, bila E484K asal Jepang ini ditemukan menempel di berbagai varian baru, maka menurutnya perlu studi lebih lanjut untuk mengatakan apakah memang varian corona eek berpengaruh terhadap efikasi vaksin.
Jadi kalau dia gabung dengan mutasi lain seperti pada varian lain, dikatakan berpengaruh pada efikasi vaksin. Tapi kalau hanya E484K saja tidak ada pengaruh pada efikasi vaksin," jelasnya.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kemenkes ini lantas mengatakan kekhawatiran terhadap efikasi vaksin itu mungkin terjadi apabila varian 'ganas' yang kemudian juga mengandung protein E484K ditemukan di Indonesia.
Sementara hingga saat ini, diketahui baru empat varian corona yang berhasil diidentifikasi di Indonesia melalui metode pencarian strain virus bau Whole Genome Sequence (WGS). Adapun keempat varian itu yakni D614G, B117, N439K, dan E484K.
"Pada varian B 1351 atau yang varian P1 yang Afrika Selatan dan Jepang atau Brasil itu terdiri dari berbagai mutasi atau multiple mutasi. Nah, salah satunya E484K," pungkasnya.
"Namun demikian, Ketua Satgas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Zubairi Djoerban sebelumnya menduga varian corona Eek ini memiliki dampak cukup mengkhawatirkan, sebab dinilai kebal terhadap pemberian vaksin hingga memudahkan proses reinfeksi virus corona pada penyintas.
Dugaan itu ia peroleh berdasarkan kajian dan hasil analisis sementara dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat dan sejumlah penelitian lainnya.
Ia mengatakan, dalam sebuah pengujian di laboratorium, varian corona Eek ini terbukti membantu virus corona menghindari antibodi yang dihasilkan oleh infeksi sebelumnya, sehingga membuatnya kurang rentan terhadap obat antibodi, termasuk vaksin.
Hal sama juga diungkapkan Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman Amin Soebandrio. Ia menyebut varian asal Jepang ini mutasinya terjadi di protein spike atau yang sering disebut protein S1. Sehingga mengakibatkan reseptor lebih mengikat pada sel manusia menjadi lebih kuat, yang berimplikasi pada cepat dan banyaknya jumlah penularan hingga kebal vaksin.
Menyiapkan sarjana di bidang manajemen yang mampu mengelola perusahaan dalam proses pemasaran, sumber daya manusia serta mampu menyelesaikan masalah perusahaan.
Menyiapkan sarjana dalam bidang teknik yang mampu menguasai dan menyelesaikan masalah dengan komputer dan berperan sebagai pembuat perangkat lunak komputer
Menyiapkan sarjana yang mampu mencari, mengolah, menulis dan menyampaikan berita secara efektif melalui media massa yang sesuai dengan kode etik jurnalistik
Menyiapkan Sarjana dalam bidang Sastra Inggris yang mampu mengembangkan lembaga kerja yang menggunakan komunikasi lisan dan tulisan dalam Bahasa Inggris