Teknologi AI ini Diklaim bisa Deteksi Covid 19 di Paru paru
unpi/kompas.com • Jumat, 02 Oktober 2020 16:15 Wib
Sumber Foto : spectrum.ieee.org
UNPI-CIANJUR.AC.ID - Berperan seperti dokter virtual, sebuah studi menunjukkan teknologi berbasis artificial intelligence ( AI) dapat mendeteksi Covid-19 di dalam paru-paru.
Studi ini dilakukan para peneliti di University of Central Florida (UCF), seperti dilansir dari Science Daily, Kamis (1/10/2020).
Para peneliti menunjukkan bahwa AI atau kecerdasan buatan dalam studi ini hampir seakurat dokter dalam mengdiagnosis penyakit yang disebabkan oleh virus corona baru tersebut.
Dalam studi yang diterbitkan dalam jurnal Nature Communications itu menunjukkan teknik baru dalam mengatasi berbagai tantangan pengujian atau tes Covid-19 saat ini. Baca juga: Tes Covid-19 Berbasis AI, Ahli Sebut Tak Bisa Gantikan Metode saat Ini
Dilakukan dengan pemindaian tomografi terkomputerisasi (CT-scan), studi ini menawarkan pengalaman yang lebih tentang diagnosis dan perkembangan Covid-19 dibandingkan dengan tes reaksi berantai transkripsi-polimerse atau RT-PCR.
Sebab, tes ini memiliki tingkat negatif palsu yang tinggi, penundaan dalam pemrosesan dan tantanan lainnya.
Manfaat lain CT yang dilengkapi dengan teknologi kecerdasan buatan ini adalah dapat mendeteksi Covid-19 pada orang tanpa gejala, pada mereka yang memiliki gejala awal, selama puncak penyakit dan setelah gejala hilang.
Kendati demikian, CT tidak selalu direkomendasikan sebagai alat diagnostik untuk Covid-19 karena penyakit ini sering terlihat mirip dengan pneumonia terkait influenza pada saat pemindaian.
Akurasi diagnosis algoritme Artificial Intelligence
Algoritme yang dikembangkan bersama UCF ini diklaim dapat mengatasi berbagai tantangan terkait tes virus corona dengan mengidentifikasi kasus Covid-19 secara akurat.
Menurut Ulas Bagci, asisten profesor di departemen ilmu komputer UCF, kecerdasan AI tersebut dapat membedakan infeksi Covid-19 dengan influenza, sehingga berfungsi sebagai bantuan potensial bagi dokter.
"Kami mendemonstrasikan pendekatan AI berbasis pembelajaran yang mendalam dapat berfungsi sebagai alat standar dan objektif untuk membantu sistem perawatan kesehatan, serta pasien," kata Bagci.
Lebih lanjut Bagci mengatakan teknologi ini dapat digunakan sebagai alat uji pelengkap dalam populasi terbatas yang sangat spesifik.
Untuk melakukan penelitian tersebut, para peneliti melatih algoritma komputer untuk mengenali Covid-19 dalam CT scan paru-paru terhadap 1.280 pasien multinasional dari China, Jepang dan Italia.
Selanjutnya, peneliti menguji algoritme pada CT scan terhadap 1.337 pasien penyakit paru-paru mulai dari Covid-19, hingga kanker dan pneumonia non-Covid.
Setelah pengujian itu, peneliti membandingkan diagnosis komputer dengan yang dikonfirmasi oleh dokter.
Peneliti menemukan algoritme tersebut sangat mahir mendiagnosis pneumonia Covid-19 secara akurat di paru-paru dan mampu membedakannya dengan penyakit lain.
Menurut peneliti, algoritme AI dapat dilatih untuk mengklasifikasi pneumonia Covid-19 melalui pemindaian CT dengan akurasi hingga 90 persen.
Selain itu, kecerdasan AI dapat mengidentifikasi kasus positif dengan tepat yakni sebesar 84 persen dan kasus negatid 93 persen.