BPPT Deteksi 14 Jenis Virus Corona yang Mewabah di Indonesia
unpi/cnnindonesia • Senin, 14 September 2020 11:03 Wib
Sumber Foto : mprnews.org
UNPI-CIANJUR.AC.ID - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) telah mendeteksi total 14 WGS (whole genome sequences) virus SARS-CoV-2 penyebab covid-19 yang mewabah di Indonesia.
Kepala BPPT Hammam Riza mengatakan BPPT berhasil menemukan 12 data WGS, sedangkan Task Force Riset Inovasi Teknologi untuk Penanganan Covid-19 (TFRIC-19) telah mengumpulkan 2 data WGS.
"Ada 12 data WGS baru yang berhasil kami temukan lagi. Ini melengkapi 2 data dari TFRIC-19 yang sebelumnya telah dikirimkan ke bank data dunia atau GISAID. Jadi, ada 14 data WGS yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung pengembangan vaksin covid-19," kata Hammam dalam keterangan, Minggu (13/9).
Hammam menjelaskan data 14 WGS itu berguna untuk memberikan gambaran profil genetik virus SARS-CoV-2 yang ada di Indonesia.
Makin banyaknya data WGS yang dimiliki oleh Indonesia, semakin besar pula peneliti bisa memahami terkait mutasi virus SARS-CoV-2 yang ada di Indonesia.
Selain itu, data WGS juga penting untuk mengetahui transmisi virus di Indonesia dan pengembangan obat hingga vaksin untuk mendukung penanganan Covid-19.
"Semakin banyak WGS yang kita submit ke GISAID, maka informasi dan data terkait dengan virus SARS-CoV-2 dan mutasinya di Indonesia dapat diketahui secara global," tutur Hammam
Sejauh ini, total Indonesia telah menemukan 44 data WGS yang telah terkumpul di Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID).
Rinciannya, LBM Eijkman telah menemukan 10 WGS, LIPI 2 WGS, UGM 4 WGS, ITD Unair 14 WGS, dan BPPT bersama TFRIC-19 sebanyak 14 WGS.
Hammam kemudian menekankan bahwa BPPT dan TFRIC-19 akan terus berupaya untuk menambah jumlah data WGS dari Indonesia.
"Dengan 14 WGS baru yang ditemukan BPPT bersama TFRIC-19, maka Indonesia telah memiliki total 44 koleksi data. Data WGS baru ini telah dikumpulkan ke GISAID agar semakin banyak informasi terkait covid-19 yang tersedia dan dapat membantu berbagai pihak dalam penanganan pandemi," kata Hammam.